youngster.id - Perusahaan modal ventura East Ventures meluncurkan Warung Pintar. Ini sebuah “warung” yang dirancang untuk membawa digitalisasi sampai pada seluruh lapisan masyarakat. Visi dari bisnis ini adalah membuka kesempatan baru dalam hal inklusi finansial, keamanan sosial, analisis perilaku, interaksi dengan komunitas serta pemantauan pengaruh sosial.
Berbeda dengan perusahaan rintisan lainnya, Warung Pintar merupakan kelanjutan dari komitmen East Ventures untuk aktif dalam proyek teknologi untuk kepentingan umum, komitmen yang dimulai sejak pembentukan Unit Creating Shared Value (CSV).
“Warung, sebagai bentuk usaha mikro tradisional, telah hadir sejak abad ke-19 dan telah erat bersatu dengan budaya lokal. Dan dengan kenyataan bahwa teknologi seharusnya dapat diakses olah siapa saja, maka Warung menjadi wadah yang tepat bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk mengambil peran dalam ekonomi digital,” ucap Agung Bezharie CEO Warung Pintar belum lama ini di Jakarta.
Menurut dia, warung sebagai usaha mikro sudah lama menjadi tulang punggung ekonomi Negara. “Sudah saatnya akses teknologi merambah semua orang, warung perlu memainkan peran yang lebih dalam untuk mempopulerkan ekonomi digital,” katanya.
Sudah ada delapan warung di lingkup Jabodetabek telah bergabung dengan Warung Pintar. Chief Operations Officer Warung Pintar Harya Putra memperkirakan terdapat lebih dari 50.000 warung yang tersebar di Jakarta. Menurutnya, omzet harian warung sekitar Rp1,5 juta.
“Tapi menariknya dibanding model toko ritel lain, warung juga punya peran sebagai basis komunitas lokal. Pembeli bisa habiskan waktu berjam-jam ngopi sambil nge-charge smartphone atau nonton bola di warung,” ucapnya.
Implementasi teknologi untuk Warung Pintar hadir dalam 3 pilar, yakni IoT (Internet of Things), big data analytics dan blockchain . Penerapan IoT bertujuan untuk meningkatkan akurasi pemasukan data ritel. Big data analytics akan digunakan untuk memahami perilaku para pelanggan dengan lebih baik, serta blockchain untuk menciptakan transparansi dan kepercayaan kepada pemilik warung.
Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca, menyatakan pesatnya perkembangan ekonomi digital masih belum menyentuh sejumlah segmen masyarakat tertentu. Menurutnya, Warung Pintar mencoba mengambil pendekatan yang berbeda untuk merambah segmen masyarakat yang masih awam terhadap platform digital.
“Meskipun penerapan platform digital oleh konsumen dan pedagang memiliki momentum yang tinggi di Indonesia, kami menyadari adanya kelompok masyarakat yang tidak dapat menikmatinya dikarenakan kurangnya paparan mereka terhadap dunia digital secara keseluruhan. Warung Pintar mengambil pendekatan yang berbeda untuk melayani segmen tersebut dengan tidak hanya menyediakan platform digital, tetapi juga membangun platform fisik untuk mereka. Kami membangun solusi end-to-end mulai dari pencarian lahan, pendanaan, promosi, hingga pemasaran. Warung Pintar merupakan jawaban dari new retailer,” ungkap Wilson Cuaca Managing Partner East Ventures.
Dia menjelaskan, beragam sistem yang digunakan Warung Pintar mengkolaborasikan berbagai portofolio East Ventures. Seperti misalnya kasir Warung Pintar didukung teknologi MokaPOS. Sistem pembukuan dan akuntansi warung disediakan oleh platform Jurnal. Sistem distribusi disediakan Do-Cart, sementara sistem pergudangan dikelola Waresix. Seluruh warung melayani pelanggan co-working space EVHive.
“Misi kami adalah membuat dampak sosial daripada memperoleh uang dengan inisiatif ini. Proyek ini dapat meningkatkan inklusi teknologi untuk seluruh masyarakat Indonesia,” kata Wilson lagi.
STEVY WIDIA
Discussion about this post