Sabtu, 27 September 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home Technopreneur

William Tanuwijaya : Gigih Merintis Bisnis e-Commerce di Indonesia

1 Desember 2016
in Headline, Technopreneur
Reading Time: 6 mins read
William Tanuwijaya : Gigih Merintis Bisnis e-Commerce di Indonesia

William Tanuwijaya, Founder dan CEO Tokopedia (Foto: StartupBisnis.com)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Pembangunan ekonomi yang merata merupakan harapan dari masyarakat Indonesia. Keadaaan ini terus diupayakan untuk diwujudkan, baik oleh pemerintah maupun para pelaku usaha. Perkembangan teknologi telah melahirkan kegiatan ekonomi digital. Dan ini menjadi salah satu akses untuk pemerataan ekonomi.

Lewat kegiatan ekonomi digital, semua orang memiliki kesempatan untuk memulai dan membangun impian menjadi pengusaha. Contoh yang sedang tren berlakangan adalah marak bermunculan startup alias bisnis rintisan berbasis digital dan layanan e-commerce. Bisnis ini lahir dari mereka yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi.

Salah satu pionir dari bisnis e-commerce di Tanah Air adalah Tokopedia. Saat ini, startup yang didirikan William Tanuwijaya dan Leontinus Apha Edison itu telah berkembang pesat menjadi salah satu marketplace terbesar di Indonesia. Melalui Tokopedia, William menjadi salah satu sosok yang gigih merintis dan mengembangkan bisnis e-commerce di Indonesia.

Dan hingga saat ini William masih meyakini bahwa bisnis startup seperti yang dia rintis masih menjanjikan. “Masih sangat pesat sekali perkembangannya bisnis startup ini. Karena mengingat di Indonesia ini masih sangat kecil sekali market-nya. Saya rasa bisnis di bidang ini sangat menjanjikan dan masih bisa berkembang,” ungkap William kepada Youngsters.id.

Menurut dia, kehadiran startup termasuk Tokopedia telah menggerakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. “Startup Indonesia tidak hanya mulai berhasil menjadi tuan rumah di negaranya sendiri, namun mulai dipandang di kancah luar negeri dan global sebagai keynote speaker dan partisipan aktif dalam panggung dunia,” tambah William.

Mantan penjaga warnet ini berani berpendapat demikian karena Tokopedia telah meraih sukses  besar. Data AppAnnnie pada semester pertama 2016 menunjukkan aplikasi Tokopedia adalah aplikasi yang paling sering digunakan oleh penggemar jual beli online se-Indonesia.

“Lebih dari satu juta masyarakat Indonesia telah memulai bisnis mereka di Tokopedia. Setiap bulannya lebih dari 16,5 juta produk terkirim ke pembeli yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, dengan angka transaksi mencapai triliunan rupiah perbulan,” ungkapnya. Angka ini berlipat kali dari pendapatan Tokopedia saat awal diluncurkan 17 Agustus 2009 lalu yang hanya berkisar Rp 6 miliar dalam satu tahun.

Tak sekadar sukses, tetapi Tokopedia mengikutsertakan banyak orang ke dalam mata rantai bisnisnya. “Tokopedia tidak hanya mengubah hidup saya, tapi juga mengubah hidup orang-orang di sekitar saya, terutama para pengguna situs Tokopedia. Saya begitu terinspirasi ketika menyaksikan sendiri kisah-kisah dari para penjual online di Tokopedia. Mereka adalah ibu rumah tangga, pekerja kantoran, mahasiswa-mahasiswi, individu, hingga pemilik bisnis yang turut membangun lapangan pekerjaan di sekitar mereka,” ungkap William.

Baca juga :   Investree, Tanamduit dan Principal Asset Management Berkolaborasi

Di sisi lain kehadiran startup seperti Tokopedia juga berpotensi membuka lapangan kerja baru dengan banyaknya merchant yang bergabung. Juga, mendorong berkembangnya bisnis kurir, mengikuti derasnya paket-paket yang harus dikirim dari satu pulau ke pulau lainnya, dari satu kota ke kota lainnya, bahkan hingga ke desa-desa.

Bisa dikatakan melalui pertumbuhan bisnis yang signifikan ini, Tokopedia turut berkontribusi ratusan miliar rupiah per bulan untuk industri logistik dalam negeri. Jutaan lapangan pekerjaan baru pun tercipta lewat pemilik bisnis online maupun tenaga kurir.

“Bagi saya, inilah model bisnis paling indah di dunia karena Tokopedia hanya bisa sukses ketika kami berhasil membantu para pengguna kami menjadi lebih sukses. Itulah alasan mengapa kami terus mempertahankan konsep Tokopedia sebagai marketplace gratis,” paparnya.

 

Mengapa Gratis?

Menurut William visi Tokopedia adalah “Membangun Indonesia Lebih Baik lewat Internet”. Karena itu, hingga kini marketplace ini memberikan layanan dasar secara gratis. “Dengan memberikan layanan dasar gratis, tidak ada barrier of entry untuk setiap pengguna baru yang ingin mencoba mengubah hidup mereka menjadi lebih baik melalui internet,” ungkap William.

William yakin konsep gratis ini dapat dipertahankan setiap tahun. Pasalnya Tokopedia juga berhasil mendapatkan modal pendanaan tambahan dari para pemodal ventura ternama dunia. Di tahun pertamanya, Tokopedia bahkan sudah berhasil mendapatkan suntikan investasi dan penghargaan dari Bubu Awards sebagai salah satu startup #e-commerce terbaik di Indonesia. Kemudian, pada Oktober 2014 lalu, Tokopedia menjadi perusahaan Internet pertama Indonesia yang mendapatkan pendanaan US$ 100 juta dari SoftBank Internet & Media dan Sequoia Capital.

SoftBank adalah pemodal di balik kesuksesan Alibaba. Mereka menaruh investasi US$ 20 juta yang memungkinkan Alibaba mengembangkan produk dan pasar. Sedangkan Sequoia Capital adalah pemodal di balik keberhasilan Apple, Google, YouTube, Instagram, dan WhatsApp.

William mengatakan, pendanaan tersebut disalurkan untuk memastikan Tokopedia tetap gratis. “Salah satu pendanaan yang harus kami lakukan untuk memastikan Tokopedia gratis adalah dalam melakukan subsidi untuk setiap transaksi di Tokopedia. Untuk para Toppers (sebutan untuk pengguna Tokopedia, baik penjual maupun pembeli, red) yang juga membangun situs sendiri pasti mengetahui bahwa sebenarnya ada biaya yang harus dibayarkan kepada pihak bank untuk setiap transaksi dengan menggunakan metode pembayaran tertentu. Namun, Tokopedia ingin mengedukasi bahwa Internet bisa bermanfaat secara positif dan kami melakukan subsidi untuk memastikan hampir semua metode pembayaran di Tokopedia bersifat gratis, terkecuali kartu kredit,” paparnya.

Pria lulusan Binus ini yakin kepercayaan merupakan kunci dari kesuksesan bisnis yang dia jalankan. William mengakui membangun kepercayaan merupakan hal tersulit di awal membangun Tokopedia. Pasalnya, ia bukan berasal dari keluarga kaya. Dia juga bukan seorang lulusan dari kampus ternama di luar negeri.

Baca juga :   Tiga Cara Hidup Sehat Turunkan Berat Badan dan Tetap Fit Usai Lebaran 2023

“Belajar dari pengalaman tentang sulitnya mendapatkan kepercayaan, filosofi kami waktu itu adalah tidak perlu ada marketing jorjoran. Seluruh dana investasi akan kami pakai untuk membangun tim dan memastikan bahwa Tokopedia gratis, bisa dipakai oleh siapa saja di Indonesia, baik untuk berjualan maupun berbelanja online,” kisahnya.

Ide membangun e-commerce ini dimulai tahun 2007. Namun saat itu butuh modal yang tidak sedikit, sedang kondisi ekonomi keluarga William sedang terpuruk. Untuk itu dia bekerja keras dan membangun kepercayaan para pemodal untuk membangun marketplace ini.

“Saya belajar bahwa sulit sekali mendapatkan kepercayaan jika kita benar-benar mencoba memulai dari nol. Namun saya sangat percaya, walaupun masa lalu tidak bisa kita ubah, masa depan ada di tangan kita sendirim” katanya.

Ketika baru pertama kali dirintis, Tokopedia baru memiliki 4 karyawan termasuk William dan Leontinus. Kini lebih dari 400 orang bekerja di e-commerce ini. Dia juga menggandeng sejumlah pemerintah daerah bagi pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM).

“Saya belajar banyak sekali di Tokopedia. Belajar percaya kepada diri sendiri ketika tidak ada yang percaya pada mimpi kita,” ujar William.

 

William Tanuwijaya : Gigih Merintis Bisnis e-Commerce di Indonesia (Foto: Fahrul Anwar/Youngsters.id)
William Tanuwijaya : Gigih Merintis Bisnis e-Commerce di Indonesia (Foto: Fahrul Anwar/Youngsters.id)

 

Terus Inovasi

Setelah tujuh tahun berjalan, bisnis Tokopedia terus berkembang. Untuk mempertahankan eksistensi Tokopedia, tentu saja William terus berinovasi untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggannya.

“Kita perlu menemukan yang dibutuhkan oleh customers, bukan yang diinginkan oleh customers. Setiap produk memiliki penawaran yang kurang lebih sama. Oleh sebab itu, dibutuhkan kreativitas untuk mengolahnya,” kata William untuk memotivasi para startup pemula.

Inovasi yang dilakukan Willian dalam mengembangkan bisnisnya dimulai dari sistem pembayaran. Beberapa waktu lalu, sistem pembayaran di Tokopedia hanya melalui Bank Transfer saja. Kini, Tokopedia melayani sistem pembayaran yang beragam, mulai dari Internet Banking, Kartu Kredit, hingga menawarkan cicilan 0%.

Selain itu, Tokopedia melakukan berbagai layanan. Misalnya, pilihan Gold Merchant untuk merchant-merchant yang ingin menjadi sponsor Tokopedia dengan biaya rendah per bulan. Selain ituada fitur TopAds untuk merchant-merchant yang ingin mendapatkan exposure tambahan.

“Kami percaya sistem subsidi silang mampu membantu yang belum mampu atau yang baru memulai. Sistem subsidi silang inilah yang akan kami terus pertahankan sebagai sumber penghasilan dan tetap memastikan ada bagian-bagian dari Tokopedia yang sifatnya gratis, selamanya,” ucap William.

Baca juga :   Ralali.com Fokus Berdayakan Sektor UMKM Melalui Marketplace Online

Tokopedia telah bekerjasama dengan beberapa pemerintah daerah untuk mendorong industri lokal melalui proyek Laman Kota. Salah satunya dengan Pemda Kota Bandung. Perbankan dan lembaga keuangan lain juga bisa menyalurkan kredit usaha ringan dan program pinjaman kepada merchant-merchant Tokopedia lewat program Mitra Toppers dengan nilai pinjaman hingga Rp 18 miliar per merchant.

“Misi kami adalah memastikan siapa saja masyarakat Indonesia dapat menikmati akses pemerataan ekonomi secara digital, baik dalam mencari dan menemukan produk kebutuhan dengan harga yang transparan, maupun kesempatan bagi mereka memulai, membangun mimpi dan usaha mereka lewat Tokopedia,” ucap William.

Perjalanan tujuh tahun ini, telah membawa Tokopedia menjadi satu-satunya situs Indonesia dalam daftar 10 besar situs paling favorit di Indonesia. Menurut Similarweb, Tokopedia lebih di favoritkan netizen Indonesia dibandingkan Twitter & Wikipedia.

AppAnnie pun menobatkan Tokopedia sebagai aplikasi jual-beli online paling banyak dipakai masyarakat Indonesia sepanjang semester 1 2016, baik di platform Android maupun iOS. Hal ini membawa Tokopedia menjadi situs dan aplikasi e-commerce #1 dari Indonesia.

William mengaku belum akan selesai sampai di sana. “Ini akan menjadi modal kuat kami untuk mewujudkan mimpi kami, dalam misi pemerataan ekonomi secara digital. Kami membayangkan masyarakat Indonesia dimanapun mereka berada, bisa menemukan apa saja produk kebutuhan mereka, kapan saja dengan informasi dan harga yang transparan. Kami membayangkan dimana setiap masyarakat Indonesia bisa memiliki kebebasan mengejar mimpi mereka sebesar dunia. Dan Tokopedia akan ada di sana, menjadi bagian dari setiap masyarakat Indonesia merayakan kebebasannya dalam menciptakan peluang mereka,” ungkapnya.

Di sisi lain, dia juga ingin meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk menunjang teknologi lokal. Menurt dia itu akan menjadi benteng menghadap pasar dan competitor asing yang memiliki kemampuan teknologi dan ekosistem yang lebh maju. “Bukan tidak mungkin jika Tokopedia akan membangun Googleplex di masa depan. Indonesia juga harus bisa ciptakan Silicon Valley-nya sendiri,” serunya.

 

=================================

William Tanuwijaya

  • Tempat/Tanggal Lahir : Pematangsiantara, 11 November 1981
  • Pendidikan Terakhir : S1 Teknik Informatika Bina Nusantara
  • Pekerjaan : Founder & CEO Tokopedia
  • Perusahaan : PT Tokopedia, jumlah karyawan 400 orang

Prestasi dan Penghargaan

  • Startup #e-Commerce terbaik di Indonesia dari Bubu Awards, 2009.
  • Tokopedia menjadi perusahaan Internet pertama Indonesia yang mendapatkan pendanaan US$ 100 juta dari SoftBank Internet & Media dan Sequoia Capital, pada Oktober 2014.
  • Dinobatkan sebagai salah satu dari 15 pemimpin “Young Global Leaders 2016”, dari World Economic Forum.

======================================

 

FAHRUL ANWAR

Editor : Stevy Widia

Tags: bisnis e-commercemarketplaceTokopediaWilliam Tanuwijaya
Previous Post

Bekraf Developer Conference Bangun Ekosistem Industri Kreatif di Indonesia

Next Post

Zalora Hadirkan 900 Label Fashion Top di Harbolnas

Related Posts

Transaksi e-Commerce Diproyeksi Bisa Capai Rp1,2 Triliun, Ini Ide Jualan Yang Bakal Tren di 2025
News

Pemerintah Pungut Pajak Digital Lewat E-Commerce

15 Juli 2025
0
Coffee Academy, Upaya Cetak Barista Muda Berkualitas
News

Coffee Academy, Upaya Cetak Barista Muda Berkualitas

18 Juni 2025
0
Tokopedia & TikTok Shop Seller Center, Integrasikan Pengelolaan Penjual dari Dua Platform
Headline

Tokopedia & TikTok Shop Seller Center, Integrasikan Pengelolaan Penjual dari Dua Platform

12 Juni 2025
0
Load More
Next Post
Zalora Hadirkan 900 Label Fashion Top di Harbolnas

Zalora Hadirkan 900 Label Fashion Top di Harbolnas

Kemenkop Janji Dukung UKM di Bisnis e-Commerce

Kemenkop Janji Dukung UKM di Bisnis e-Commerce

Telkomsel Kembangkan Smart City Bekasi

Telkomsel Kembangkan Smart City Bekasi

Discussion about this post

Recent Updates

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

27 September 2025
Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

27 September 2025
Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

27 September 2025
Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Startup Hayokerja

Startup HayoKerja Hadirkan Solusi PHL bagi Perusahaan Pencari Tenaga Kerja

25 September 2023
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Fastwork Raih Pendanaan Seri A US$4,8 Juta

Fastwork Luncurkan Fitur Baru Untuk Pengguna Jasa Freelancer

11 Agustus 2020
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

27 September 2025
Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

27 September 2025
Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

27 September 2025
Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version