Zenius Buka Kesempatan Magang di Sektor Edtech Bersertifikat Kampus Merdeka

CEO Zenius Education Sabda Putra Subekti dan Presiden Joko Widodo. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia menggelar program Magang dan Studi Independen Bersertifikat Kampus Merdeka. Program ini merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar milik Kemendikbudristek yang memberikan kesempatan bagi para mahasiswa tingkat akhir untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan karir masa depan.

Zenius merupakan satu-satunya edtech di segmen K-12 yang terpilih sebagai mitra untuk kedua program, yaitu Magang dan Studi Independen Bersertifikat Kampus Merdeka. Semenjak periode pendaftaran dibuka pada 15 Juni, ada hampir 20.000  mahasiswa yang mendaftar untuk menjadi peserta magang Zenius.

“Sesuai dengan tujuan kami untuk meningkatkan keterampilan fundamental masyarakat, kami menerapkan tes fundamental skills (keterampilan fundamental) kepada seluruh calon peserta magang yang ingin masuk ke Zenius. Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat Kampus Merdeka adalah proyek percontohan untuk menerapkan tes ini,” ungkap Sabda PS Chief Education Officer dan co-founder Zenius dalam keterangan pers, Jumat (27/8/2021).

Menurut Sabda, Untuk proses seleksi awal, Zenius menguji keterampilan fundamental para peserta magang di tiga bidang, yaitu Matematika, Logika Verbal, dan Bahasa Inggris.  Calon peserta magang dan studi independen harus mendapatkan skor minimum yang ditentukan oleh Zenius. Dari situ, mereka kemudian melakukan wawancara dengan para mentor.

 “Kami harap proses seleksi ini menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lain di luar sana, karena kebanyakan orang dan perusahaan terlalu berfokus pada keterampilan lanjutan, dan tidak terlalu menganggap penting keterampilan fundamental,”kata Sabda yang juga menjadi salah satu mentor di program Studi Independen ini.

Dari pendaftar, disaring menjadi 72 peserta magang yang ditempatkan di 30 posisi dan akan dibimbing oleh 22 mentor. Ke-72 peserta magang ini berasal dari 37 kampus yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari Sumatera hingga Sulawesi.

Direktur Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Prof Nizam mengatakan, pemerintah mendorong para Mitra Kampus Merdeka untuk dapat menyeleksi para mahasiswa melalui metode seleksi yang komprehensif agar mendapatkan kualitas yang terbaik. “Metode seleksi yang digunakan oleh Zenius melalui tes fundamental ini merupakan praktik yang baik, karena tes ini selaras dengan pendekatan PISA dan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang telah diadopsi Kemendikbudristek dalam mengukur kompetensi mendasar. Pendekatan ini merupakan contoh yang baik untuk bisa diterapkan di perusahaan-perusahaan mitra, tidak hanya untuk menjaring mahasiswa kampus merdeka, namun dalam mencari karyawan ke depannya,” pungkasnya.

Peserta magang yang terpilih akan mendapatkan kurikulum pembelajaran program magang Zenius dengan jumlah muatan 20 SKS yang setara dengan 760 jam pembelajaran. Total SKS tersebut akan dikonversi sesuai kurikulum masing-masing kampus asal mahasiswa. Metode pelaksanaan magang akan dilakukan dengan pendekatan blended learning. 

Selain Magang Bersertifikat Kampus Merdeka, Zenius juga menyelenggarakan Studi Independen Bersertifikat, sebuah program yang memberikan kesempatan belajar dalam bentuk yang lebih menyenangkan serta berdampak sosial pada dunia pendidikan Indonesia dengan cara yang lebih kreatif. Studi ini terbagi dalam dua sertifikasi dengan jumlah muatan 20 SKS, yaitu Junior Educator dan Junior Content Maker, untuk membantu peserta mendapatkan gambaran bagaimana cara membuat konten pembelajaran yang menarik dan interaktif.

Ada hampir 4.000 mahasiswa yang mendaftar untuk menjadi peserta Studi Independen di Zenius. Jumlah itu kemudian disaring menjadi 11 peserta Junior Content Maker dan 8 peserta Junior Educator dari 9 universitas di seluruh Indonesia.

 

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version