Zenius Hadirkan Platform Yang Khusus Kembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Anak

Sabda PS

Sabda PS, Co-Founder dan Chief Education Officer Zenius. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Startup edutech Zenius menghadirkan ZeniusLand. Platform ini dirancang khusus untuk mengembangkan kemampuan fundamental dan cara berpikir kritis siswa sekolah dasar di Indonesia.

Founder dan Chief Education Officer Zenius, Sabda P.S mengatakan, ZeniusLand adalah platform yang menyediakan permainan edukatif untuk meningkatkan kecerdasan kognitif maupun emosional anak.

“Selain itu, platform terbaru dari Zenius ini bisa menambah semangat eksplorasi dan belajar anak, dengan mengenalkan karakter animasi yang membuat kegiatan belajar anak jadi semakin menyenangkan,” kata Sabda dalam keterangan pers Rabu (29/8/2021).

Menurut Sabda, ZeniusLand sejalan dengan visi Zenius yakni menumbuhkan kecintaan terhadap belajar dalam diri semua orang, di mulai sejak dini. Siswa SD dapat menguasai Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris melalui metode gamifikasi seru.

Dikatakannya, dengan ZeniusLand, siswa dapat memulai petualangan dalam mengejar ilmu pengetahuan bersama Tiga Sekawan, yang mewakili nilai-nilai karakter anak yang perlu digali sejak dini; Gika untuk kemampuan logika, Imaji untuk imajinasi, dan Aksa untuk literasi.

“Melalui ZeniusLand, kami berharap dapat memotivasi siswa-siswi di Indonesia untuk belajar dengan cara yang menyenangkan. Kami percaya, sisi menyenangkan dalam kegiatan belajar harus dibangun sedini mungkin, seperti sejak usia sekolah dasar. Jika siswa sudah menumbuhkan “kecintaan belajar”, maka niscaya mereka akan memiliki motivasi ini untuk terus memelihara rasa ingin tahu dan mempelajari hal-hal baru hingga dewasa,” ujanya.

Sabda mengungkapkan, kebutuhan untuk menumbuhkan semangat belajar ini sangat krusial di Indonesia. Pasalnya, berdasarkan data Programme for International Student Assessment (PISA) dari 2000-2018, Indonesia selalu menetap pada peringkat 10 terbawah dari semua negara partisipan survei.

Pada survei terakhir di tahun 2018, siswa Indonesia berada di peringkat ke-6 terendah untuk skor membaca, peringkat ke-7 terendah untuk matematika, dan peringkat ke-9 terendah untuk sains. Ironisnya, ketiga skor di mata pelajaran fundamental ini justru mengalami penurunan dari riset sebelumnya pada tahun 2015.
“Walaupun riset PISA menguji siswa-siswi berusia 15 tahun, nyatanya keterampilan fundamental merupakan bekal yang penting untuk dilatih sedini mungkin, terutama di umur sekolah dasar,” ujarnya.

Ia menambahkan, studi Global Save the Children pada bulan Juli 2020 juga mengindikasikan bahwa 8 dari 10 anak tidak dapat mengakses bahan pembelajaran yang memadai selama diberlakukannya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Menurutnya, dengan kondisi yang masih belum memungkinkan untuk melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) penuh, kehadiran platform belajar yang menyenangkan bagi anak seperti ZeniusLand diharapkan bisa membuka akses yang lebih luas dan membangkitkan motivasi dan semangat belajar siswa-siswi di Indonesia.

“Tidak hanya bermanfaat bagi siswa dan siswi, ZeniusLand juga memudahkan orang tua untuk bisa mengawasi perkembangan anak-anak mereka melalui platform yang sama. Orang tua bisa mengakses kemajuan pendidikan anaknya melalui platform yang sama, sehingga mereka mengetahui kelebihan atau kekurangan anak mereka, dan mendapatkan rekomendasi belajar yang terpersonalisasi. Dengan ZeniusLand, orang tua juga bisa mengajak anak untuk belajar dan mengerjakan tugas, tanpa membuat anak merasa terbebani atau stres,” tambah Sabda.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version