youngster.id - Ternyata serabut kelapa dapat diolah menjadi barang baru, termasuk menjadi bantal leher aromatherapi. Produk inovasi ini dibuat oleh mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), Izzar Aarisyad Faatih dan Ridho Aaraasy.
Bantal leher bernama Banco ini dibuat dengan bahan dasar sabut kelapa sebagai pengganti kapuk atau kapas dan ditambah dengan minyak atsiri nilam sebagai aromatherapi. Penambahan aromatherapi ini tujuannya untuk menciptakan kesan rileks saat menggunakan bantal tersebut.
“Indonesia mampu menghasilkan limbah sabut kelapa sebanyak 3,3 juta ton/tahun, tetapi baru sekitar 15% sabut kelapa yang mampu diolah oleh masyarakat. Limbah sabut kelapa yang belum terolah dibakar dan menyebabkan polusi udara bagi lingkungan sekitarnya,” ujar Izzar yang dilansir laman IPB baru-baru ini.
Menurut mahasiswa dari departemen Matematika itu, sabut kelapa lebih unggul dan tahan lama dibanding dengan kapuk, kapas, atau dacron. Selain itu, aromaterapi yang dihasilkan dari minyak atsiri nilam ini bisa bertahan selama satu tahun.
Ditambahkan Ridho, selain unggul dari bahan baku yang murah dan ramah lingkungan, produk ini nantinya akan memberdayakan kelompok wanita sebagai pekerjaan sampingan.
Banco ini memiliki peluang besar untuk diwujudkan menjadi bisnis yang sebenarnya. Dengan segmentasi pasar yang cukup mendukung, yaitu para pengendara roda empat dan orang-orang yang melakukan perjalanan jauh. Selain itu bahan bakunya murah serta mudah ditemukan.
“Rencananya produk ini akan dijual seharga 50 ribu-80 ribu rupiah dengan keuntungan sebesar 15%-85% per unit dan sudah termasuk dana sosial sebesar 2,5%,” ungkap mahasiswa Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan itu.
Harapan Izzar dan Ridho dalam pengembangan desain sociopreneur ini adalah tumbuhnya kesadaran untuk mengelola limbah-limbah yang tidak berharga ini menjadi produk yang bernilai jual tinggi, serta mampu melihat potensi sumber daya alam, bekerja dengan kearifan lokal, menggunakan produk yang ramah lingkungan, dan menghargai produk dalam negeri.
Karya mereka meraih juara 3 esai nasional dalam acara Koperasi Mahasiswa (Kopma) Fair di Universitas Hasanudin, Makasar, Desember 2017 lalu. Kompetisi ini diikuti oleh perguruan tinggi ternama di Indonesia, diantaranya Universitas Gajah Mada, Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, Universitas Negeri Semarang dan lainnya.
“Kami berencana akan mewujudkan Banco menjadi bisnis sosial. Tapi butuh waktu. Sekarang sedang fokus pada perkembangan desainnya,” ucap Izzar lagi.
STEVY WIDIA
Discussion about this post