youngster.id - Melimpahnya limbah cair dari pengolahan ikan layang bisa menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan. Namun limbah ini dapat diolah menjadi pupuk BioFela.
Pupuk ini merupakan karya inovasi dari Tim peneliti mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur. Tim yang terdiri dari Shilvia Astryanti, Okki Putriani, Arulia Zalni, dan Imanuddin Nur Rahman memanfaatkan limbah ikan layang menjadi mikroalga yang bisa disulap menjadi pupuk alternatif yang ramah kantong
Shilvia mengatakan, produk ini berangkat dari keprihatinan mereka akan mahalnya harga pupukPro Analisis yang juga menimbulkan permasalahan baru dalam kultur mikroalga, khususnya Dunaliella sp. Harga pupuk (PA) walne saja berkisar Rp. 500-1000 /mL. Jika pembudidayaan mikroalga dengan volume 1 ton, maka biaya produksi untuk menghasilkan mikroalga mencapai Rp 1 juta.
Sehingga, diperlukan pupuk alternatif yang lebih ekonomis, namun tetap mampu memenuhi kebutuhan nutrisi mikroalga, termasuk Dunaliella sp. Pupuk alternatif, yakni pupuk organik yang terbuat dari limbah hasil pengolahan ikan, khususnya ikan layang dipandang mampu menjadi solusi permasalahan itu. Pasalnya, limbah ikan layang mengandung Fe (besi) sebesar 45 persen. Sehingga, berpotensi digunakan sebagai pupuk alternatif dalam proses kultur Dunaliella sp.
Selain itu limbah perikanan khususnya ikan layang melimpah di kawasan Jawa Timur.
“Pupuk BioFela ini selain ramah lingkungan juga dapat diproduksi dengan biaya yang terjangkau,” kata Shilvia dalam laman UB baru-baru ini.
Dia menjelaskan pengolahan ikan layang terlebih dahulu melewati berbagai macam tahap filtrasi dan fermentasi limbah. Hal itu dilakukan agar tercipta produk pupuk organik mikroalga yang juga ramah lingkungan.
Dengan adanya BioFeLa tersebut, mereka berharap produknya bisa mengurangi kadar limbah perikanan dan juga berkontribusi dalam memberikan pupuk yang ramah kantong dan juga lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai dosis pupuk layang terbaik dalam kultur mikroalga, baik air tawar maupun laut. Yakni, dengan memanfaatkan limbah cair pengolahan ikan layang yang sebelumnya telah melewati berbagai macam tahap filtrasi dan fermentasi limbah. Sehingga, lahirlah pupuk organik mikroalga yang ramah lingkungan. Pupuk ini dapat meningkatkan pertumbuhan serta kandungan gizi dari mikroalga, yakni beta karoten, biomass, protein dan klorofil.
STEVY WIDIA
Discussion about this post