Chem-E-Car, Prototipe Mobil Bertenaga Tekanan Gas

ITS Chem-E-Car

Tim Spektronics ITS menampilkan prototipe mobil Chem-E-Car. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Tim Spektronics Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) membuat sebuah prototipe mobil yang mengandalkan tekanan gas sebagai daya penggerak. Mobil berbahan bakar reaksi kimia yang disebut sebagai Chemical Engineering Car (Chem-E-Car).

Tim ini terdiri dari Lulu Sekar Taji dari Departemen Teknik Kimia Industri sebagai ketua dan Fauzan Agra Ibrahim dari Departemen Teknik Kimia sebagai manajer.  Tim ini juga beranggotakan Bernardus Krisna Brata, Abdul Quddus Al Kahfi, dan Muhammad Rafli Revansyah dari Departemen Teknik Kimia serta Wahyu Febianto dari Departemen Teknik Elektro.

Lulu menjelaskan, mobil berbahan bakar reaksi kimia sendiri merupakan model mobil yang menggunakan hasil dari reaksi bahan-bahan kimia sebagai tenaga penggerak.

“Kami membuat mobil berbasis reaksi kimia berupa tekanan yang sumber tenaganya berupa tekanan gas hasil reaksi Hydrogen Peroxide dan Ferric Chloride,” papar Lulu yang dilansir Humas ITS, Senin (14/3/2022).

Inovasi itu pun berhasil membawa tim Spektronics ITS menjadi juara pertama dalam ajang Process Engineering and Energy Days Universitas Indonesia (PGD UI) 2022 kategori Creation (Chemical-Reaction Car Competition) yang berlangsung selama dua hari 11-12 Maret 2022 lalu.

PGD UI merupakan acara besar tahunan yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik Kimia UI sejak tahun 2004 yang berorientasi dalam penyelesaian permasalahan terkait energi dan industri kimia.

Menurut Lulu, mereka mempersiapkan kompetisi selama enam bulan sejak registrasi yang dilakukan pada bulan September 2021 lalu. Menurutnya, tantangan yang diajukan dalam perlombaan ini berupa akurasi dan presisi dari jarak tempuh mobil.

Dimana mobil rakitan peserta harus berjalan sejauh 9,5 meter dan berhenti di titik yang tepat sembari mengangkat beban berupa air dengan massa 200 mL. Proses pengerjaan Chem-E-Car ini dilakukan sejak tahap desain hingga perakitan dan memakan waktu dua minggu.

Mahasiswi asal Surabaya itu membeberkan kelebihan dari mobil yang disusun menggunakan bahan akrilik tersebut terletak pada presisinya. “Pada hari pertandingan, tim kami mendapatkan error terkecil yakni 3 sentimeter dari target yang ditetapkan, sehingga jarak yang berhasil ditempuh yaitu 9,53 meter dengan menggunakan beban air,” paparnya.

Lulu berharap agar tim Spektronics tetap dapat mempertahankan gelar juara, khususnya di bidang Chem-E-Car dalam skala nasional dan internasional.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version