Ecobrick, Batu Bata Dari Limbah Plastik

Pelatihan membuat ecobrick dari UGM kepada Karang Taruna Jangkar Muda Jogja. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Sampah plastik merupakan persoalan lingkungan yang dihadapi masyarakat Indonesia dan dunia. Lebih dari itu, Sampah plastik kini juga menjadi salah satu sumber pencemaran di tengah masyarakat.

Keberadaan sampah-sampah ini lantas menggugah beberapa mahasiswa UGM untuk memberikan pelatihan membuat ecobrick kepada Karang Taruna Jangkar Muda Jogja. Ecobrick merupakan batu bata ramah lingkungan yang dibuat dengan bahan dasar limbah plastik.

Pelatihan Ecobrick ini dilakukan oleh mahasiswa UGM yang terdiri dari Rifa Syahdil Achsan (Geografi), Hanifah Makarim, Syifa Hana Agristya, M. Galang Ramadhan Al Tumus (Geografi) dan Abdul Hafish (Teknik).

“Pantai Trisik adalah salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Kulonprogo. Tentu akan berpengaruh pada kunjungan jika masalah ini tidak teratasi,” ujar Rifa yang dilansir Humas UGM belum lama ini.

Rifa menjelaskan ide mengatasi sampah muncul dari permasalahan yang dikemukakan oleh masyarakat secara langsung kepada tim mahasiswa UGM. Setelah melakukan observasi di lapangan maka tim UGM menawarkan solusi berupa ecobrick.

Ditunjuknya Karang Taruna Jangkar Muda karena karang taruna ini sebagai penggerak pemuda di Pantai Trisik. “Pelatihan ecobrick ini juga sebagai salah satu kegiatan dalam rangkaian program kreativitas mahasiswa bidang pengabdian masyarakat (PKM-M) UGM 2019,” kata Rifa lagi.

Dengan pelatihan yang digelar di Pantai Trisik salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Kulonprogo diharapkan mampu mengurangi sampah plastik dengan teknologi ecobrick.

Edi Yulianto selaku Ketua Karang Taruna Jangkar Muda mengaku para anggota karang taruna sangat antusias mengikuti pelatihan. Menurutnya, permasalahan sampah di Pantai Trisik perlu penanganan segera.

Edi berharap para anggota Karang Taruna Jangkar Muda dan generasi muda lainnya bisa menginspirasi pada banyak pihak untuk mengikuti program pembuatan ecobrick. Dengan cara-cara seperti ini, katanya, masyarakat diharapkan memiliki kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah.

“Pengelolaan sampah yang dimaksud adalah tidak hanya dengan membuang sampah di tempat sampah, namun juga mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat,” ucap Edi.

Hanifah Makarim menambahkan pelatihan ecobrick ini menjadi ilmu baru bagi masyarakat di Pantai Trisik dan menjadi suatu terobosan untuk menyelesaikan permasalahan sampah. Dengan pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengelola sampah yang ada di kawasan pariwisata Pantai Trisik.

“Melalui pelatihan ecobrick ini masyarakat juga memiliki harapan agar ecobrick menjadi suatu keunikan dari pariwisata Pantai Trisik dan dapat sebagai pelopor wisata ecobrick di Kabupaten Kulonprogo,” harapnya. 

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version