youngster.id - Limbah alumunium foil seperti kaleng bekas makanan dan minuman ternyata bisa dimanfaatkan kembali. Seperti yang dilakukan oleh Umi Fadhilah, Arga Krisna dan Wafa Nida Faida Azra, tim mahasiswa Universitas Brawijaya yang mendesain generator hydrogen penghasil energi listrik ramah lingkungan.
“Generator hidrogen itu semacam genset. Namun, genset umumnya tidak ramah lingkungan karena menggunakan bahan bakar seperti solar yang hasil sampingnya dapat merusak lingkungan,” kata Wafa yang dilansir laman UB, Senin (28/9/2020).
Mahasiswa angkatan 2018 itu menjelaskan, generator hidrogen otomatis tersebut adalah alat penghasil listrik yang berasal dari air dan limbah aluminium, seperti serbuk aluminium, aluminium foil atau kaleng bekas makanan dan minuman.
Pembuatan generator hidrogen otomatis ini dilakukan selama dua bulan, dengan desain yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu pengolahan aluminium, tiga chamber berupa chamber aquades, chamber NaOH, reactor chamber, gas bag, hydrogen fuel cell, converter serta electricity storage.
Generator hidrogen otomatis ini dibuat dengan teknologi berbasis automatisasi dan hydrogen fuel cell yang dalam pengoperasiannya tidak membutuhkan banyak energi, sehingga dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Menurut Umi, koordinator tim, generator hidrogen otomatis ini mampu membantu mengurangi suhu permukaan bumi akibat gas rumah kaca serta dapat memanfaatkan limbah aluminium menjadi energi listrik.
Cara kerja dari generator hidrogen otomatis dimulai dengan mereaksikan limbah aluminium dan (H2O) dengan bantuan katalis NaOH yang akan menghasilkan hidrogen, hidrogen tersebut akan ditampung di dalam gas bag. Selanjutnya, hidrogen akan dikonversi menjadi energi listrik menggunakan hydrogen fuel cell.
Hydrogen fuel cell ini berfungsi sebagai converter gas H2 yang menjadi energi listrik dengan cara exchange elektron. Setelah itu, listrik akan dialirkan menuju inverter dan disimpan dalam baterai rechargeable, sehingga dapat digunakan setiap saat.
“Alat ini berpotensi untuk dikembangkan dan diharapkan dapat menjadi alternatif bagi permasalahan penumpukan limbah aluminium yang tidak dimanfaatkan secara maksimal sekaligus menjadi solusi bagi permasalahan lingkungan akibat penggunaan energi yang tidak ramah lingkungan,” kata Angky Wahyu Putranto dosen pembimbing ketiga mahasiswa tersebut.
STEVY WIDIA
Discussion about this post