Inovasi Desain Ruang Publik Futuristik Yang Ramah Lingkungan

Tim PKM VGK ITS

Tim PKM VGK ITS meraih medali perunggu pada Pimnas 2022. (Foto: istimewa/its)

youngster.id - Peningkatan jumlah ruang publik di wilayah perkotaan berdampak pada peningkatan penggunaan energi, biaya operasional, hingga emisi karbon. Hal ini dapat terjadi akibat desain ruang publik yang tidak ramah lingkungan, sehingga banyak energi yang terbuang. Contohnya seperti penggunaan listrik dan air.

Berangkat dari permasalahan tersebut, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas desain ruang publik yang futuristik dan ramah lingkungan yang dapat menghasilkan energi bersih secara mandiri.

Tim ini terdiri dari  Ailsashofa Alfadhila, Retno Dewi Handayani, Fauziyah Nurul Afa, Azkia Laila Azra, dan Izaaz Abdul Harits. Ketua tim Ailsa mengatakan, desain ini menerapkan teknologi tepat guna Piezoelectric Energy dan Payung Pintar. “Piezoelectric Energy akan dipasang di lantai, sedangkan Payung Pintar akan dibangun di atasnya,” Ailsa dalam siaran pers Humas ITS.

Desain ruang publik gagasan tim mahasiswa ITS yang menerapkan teknologi Piezoelectric Energy dan Payung Pintar

Mahasiswa angkatan 2019 itu menuturkan, Piezoelectric Energy memiliki prinsip tekanan energi kinetik berupa pijakan manusia saat berjalan maupun berlari. Tekanan yang diberikan kepada lantai lantas diubah menjadi listrik. Desain Payung Pintar juga dirancang dengan panel surya untuk mengubah sinar matahari menjadi listrik.

Lebih lanjut, mahasiswa kelahiran 2001 ini menyebutkan, semua listrik yang dihasilkan akan digunakan untuk operasional ruang publik. Di antaranya adalah untuk penerangan ruang terbuka, stasiun pengisian baterai gawai, hingga papan penunjuk jalan. Selain itu, desain payung yang cekung bisa berfungsi sebagai alat tadah hujan untuk menyiram tanaman.

“Kami juga menerapkan jenis tanaman yang ditanam pun merupakan tanaman yang dapat menyerap emisi karbon. Yakni tanaman lidah mertua yang dapat menyerap 46,7% gas polutan dan bunga lili sebanyak 25% gas karbondioksida,” kata Ailsa menjelaskan.

Dengan berbagai penerapan teknologi yang ada, desain unik dan futuristik tersebut berpotensi menarik perhatian masyarakat perkotaan untuk berkumpul dalam ruang publik. Interaksi tersebut berpotensi menghidupkan nilai keberlanjutan sosial budaya yang semakin terkikis di kawasan perkotaan. Di samping itu, masyarakat dapat turut berperan langsung dalam menghasilkan energi bersih.

Ailsa berharap inovasi timnya dapat membentuk kota masa depan, di mana masyarakat dapat berperan aktif mewujudkan keberlanjutan lingkungan. “Bukan hanya sebagai konsumen, namun juga sebagai produsen energi bersih,” ujarnya.

Melalui inovasi ini, tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) kategori Video Gagasan Konstruktif (VGK) ITS ini telah berhasil meraih medali perunggu dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2022 lalu.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version