Inovasi Pakan Ternak Dari Cangkang Kopi

Ratna Wulandari, Veronica Melinda Nurhidayati dan Heri Susanto berfoto dan produk hasil PERMEN 3 IN 1. (Foto: Untidar/Youngsters.id)

youngster.id - Ternyata limbah cangkang kopi dan sisa pengolahan tahu dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak yang bernilai ekonomis. Ini adalah hasil inovasi tim mahasiswa dari Universitas Tidar (Untidar) Magelang.

Aksi ini dilakukan oleh Ratna Wulandari, Veronica Melinda Nurhidayati dan Heri Susanto.
Mereka berangkat dari keinginan untuk memanfaatkan beberapa limbah di sekitar rumahnya menjadi sesuatu yang berguna.

“Penduduk di desa saya banyak yang bekerja sebagai petani kopi. Namun, setelah biji kopi diolah, cangkang kopi tidak dimanfaatkan,” kata Ratna yang dilansir Humas Untidar baru-baru ini.

Selain cangkang kopi, dia melihat potensi yang sama pada bekatul dan ampas tahu.

“Bau yang tidak sedap dari limbah pengolahan tahu atau ampasnya membuat saya tertantang untuk mengolahnya. Fermentasi dari cangkang kopi, bekatul dan ampas tahu memiliki nutrisi yang lengkap untuk hewan ternak,” jelas Ratna lagi.

Hasil olahan ketiga limbah tersebut sukses disulap menjadi pakan ternak yang siap dikonsumsi dan dipasarkan.

Hasil ini mereka jadikan proposal Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKMM) dengan judul Perberdayaan Masyarakat Kelompok Tani di Desa Gondang Wayang, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung melalui “Permen 3 IN 1” (Pelatihan Fermentasi Limbah Cangkang Kopi, Bekatul, dan Ampas Tahu).

“Permen 3 in 1″ ini diterapkan di Desa Gondang. “Pada musim kemarau, peternak kesulitan mencari rumput, kami harap Permen 3 In 1 dapat membantu masyarakat sekitar sehingga tidak harus mencari rumput hingga luar kota untuk ternaknya,” pungkas Ratna.

Mereka diharapkan mampu terlaksana secara berkelanjutan, mengingat pakan ternak yang dihasilkan sangat bermanfaat bagi para peternak saat musim kemarau tiba. Sedang Sistem Bank Limbah sebagai pakan Alternatif Pengganti Rumput di Musim Kemarau ini lolos seleksi PKM 2016 . pada Februari 2016 lalu dan berhasil didanai oleh Kemristekdikti.

STEVY WIDIA

Exit mobile version