Inovasi Perahu Listrik Hantar Tim Mahasiswa Sorong Juara ETIC 2022

Tim Inovator Mahasiswa Politeknik Saint Paul Sorong

Tim Mahasiswa Politeknik Saint Paul Sorong pada pada gelaran Energi Transition Working Group (ETWG) 3 di Bali. (Foto: istimewa/pln)

youngster.id - Tim Inovator Mahasiswa Politeknik Saint Paul Sorong mengembangkan produk Green Fishery, PV Charging Station with Freezer Smart Electric Fishing Boat. Ini merupakan stasiun pengisian listrik untuk freezer penampungan ikan dan perahu pintar. Berkat inovasi ini mereka menjadi juara 1 Kategori Prototype dalam ajang Energy Transition Innovation Challenge (ETIC) 2022.

Rilon Petrik Uneputty, salah satu anggota Tim Inovator menjelaskan, Green Fishery merupakan solusi energi bersih dan cerdas dari hulu ke hilir yang ditawarkan Tim Inovator dan PLN untuk nelayan tradisional di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T). Kehadiran inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan hasil tangkapan, nilai jual serta mengurangi biaya operasional nelayan.

Inovasi yang kami tawarkan yakni penyediaan Photovoltaic Stasiun Pengisian Perahu Listrik (PV SPPL) dengan daya 3.000 watt dan penampung ikan ( freezer) kapasitas 100 liter, Smart Electric Boat, aplikasi Fish Finder serta Electric Outboard Motor untuk nantinya dapat digunakan oleh para nelayan,” ungkap Rilon dikutip dari laman pln.co.id.

Menurut Rilon, inovasi ini hadir berawal dari keresahan Tim Inovator yang melihat adanya kerusakan ekosistem laut di Raja Ampat yang berimbas pada penurunan hasil tangkapan dari para nelayan. Selain itu, kenaikan harga dan kelangkaan BBM di daerah 3T membuat nelayan sulit untuk melaut.

PV SPPL yang bersumber dari energi surya dipilih karena merupakan salah satu energi lokal yang mudah didapatkan di daerah pesisir pantai. Selain itu, untuk memudahkan nelayan, tim merakit perahu listrik yang dilengkapi dengan perangkat cerdas, aplikasi fish finder dan GPS yang dihubungkan ke sistem kontrol penggerak motor listrik. Dengan perangkat ini, perahu secara otomatis dapat diarahkan ke posisi ikan berada sehingga kegiatan mencari ikan bisa lebih efektif.

Rilon juga menjelaskan, mereka menyiapkan wadah serta alur penjualan bagi para nelayan. Nelayan yang tergabung pada Kelompok Nelayan Efishery nantinya dapat mengambil es balok serta menggunakan perangkat (baterai yang telah diisi melalui PV SPPL, mesin tempel listrik) dari pengelola dengan skema sewa pakai.

Pembayaran sewa perangkat dilakukan setelah nelayan kembali dari melaut dengan menggunakan hasil tangkapannya. Setelah itu, hasil tangkapan yang telah dibeli dari nelayan kemudian akan dipasarkan oleh pengelola kepada pembeli akhir.

“Ini merupakan salah satu upaya kami untuk mengurangi ketergantungan para nelayan pada energi fosil yang langka dan mahal. Selain itu, penggunaan baterai yang diisi melalui PV SPPL diharapkan dapat mengurangi biaya operasional dan meminimalisir potensi pencemaran ekosistem laut,” jelas Rilon.

Kelompok Mahasiswa binaan PLN ini mendapat penghargaan yang diberikan pada gelaran Energi Transition Working Group (ETWG) 3 di Bali. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengapresiasi inovasi yang dilakukan Tim Inovator Politeknik Saint Paul Sorong. Selain mewujudkan energi bersih, inovasi ini penting sebagai terobosan dalam pengembangan teknologi.

“Para inovator merupakan generasi muda penerus bangsa. PLN merasa bangga turut berkontribusi dalam pengembangan inovasi ini,” ujarnya.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version