youngster.id - Para peneliti di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan teknologi medis yang memungkinkan tenaga medis memantau kondisi vital pasien setiap waktu dengan menggunakan pemantauan tanda vital yang terintegrasi bernama Invisimos. Dengan alat itu, kini keluarga pasien tak perlu lagi khawatir akan pemantauan kondisi vital orang terdekat yang sedang dirawat di rumah sakit.
I Ketut Eddy Purnama, salah satu tim peneliti Invisimos mengungkapkan, selama ini pemantauan kondisi pasien rawat inap masih dilakukan secara manual menggunakan Vital Sign Monitor (VSM), di mana tanda vital dari pasien akan ditampilkan secara terus menerus oleh VSM. Hal itu menyebabkan dokter dan perawat harus berkeliling ke tiap kamar pasien untuk mencatat data yang ditampilkan VSM.
“Cara manual tersebut memiliki banyak kekurangan. Misalnya, banyaknya pasien dan ruang rawat inap di sebuah rumah sakit menyebabkan kondisi darurat pada tiap pasien tidak bisa diketahui dengan segera. Sehingga sering terjadi penanganan pasien yang terkesan terlambat akhirnya,” katanya di Laboratorium Komputasi Multimedia Departemen Teknik Komputer ITS baru-baru ini.
Alat Invisimos ini untuk memastikan kondisi pasien rumah sakit tidak pernah lolos dari pengawasan petugas rumah sakit. Sehingga bisa diketahui perkembangan kondisinya setiap saat, tanpa harus berkeliling langsung ke masing-masing kamar pasien yang terpisah-pisah lokasi tentunya. Tim peneliti lain yang terdiri dari Eko Setijadi (Teknik Elektro), Arief Kurniawan (Teknik Komputer), dan Arman Hakim Nasution (Manajemen Bisnis) untuk menciptakan Invisimos.
Menurut Ketut, berbeda dengan VSM konvensional, alat ini memungkinkan tenaga medis di ruang jaga agar terus bisa memantau kondisi vital tiap pasien tanpa lagi harus berkeliling.
“Hal ini karena Invisimos memiliki port luaran yang dapat mengirimkan data vital sign pasien secara real-time, sehingga dokter jaga dan perawat jaga dapat mengevaluasi kondisi pasien lebih cepat dari ruang jaga. Karena, jika terdapat kondisi darurat, tenaga medis juga bisa langsung tahu dan segera bertindak tanpa dipanggil,” kata Kepala Departemen Teknik Komputer ITS itu.
Selain itu, sistem ini sangat diperlukan sebagai penunjang pelayanan kesehatan, khususnya di rumah sakit yang kekurangan tenaga kerja. “Dengan pemantauan kondisi pasien yang cepat dan akurat, layanan terhadap pasien tentunya dapat lebih ditingkatkan,” ujarnya.
Meski begitu, lanjut Ketut, Invisimos ini belum bisa dipasarkan karena masih dalam tahap penyempurnaan. Namun, dalam waktu dekat, Invisimos akan melangkah ke tahap pengembangan untuk menjadi perangkat nirkabel. “Sekarang sedang dalam tahap pendaftaran hak paten, dan kami harap alat kami dapat dikembangkan lagi ke depannya,” pungkasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post