Sabtu, 27 September 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home Innovation

Limbah Kulit Kopi Bisa Jadi Bahan Bakar Alternatif

5 Oktober 2017
in Innovation
Reading Time: 2 mins read
Limbah Kulit Kopi Bisa Jadi Bahan Bakar Alternatif

Buah kopi ini diambil bijinya untuk jadi kopi, sedangkan kulit buahnya bisa diolah jadi briket. (Foto: Ilustrasi/Youngster.id)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Limbah kulit kopi ternyata bisa diolah menjadi bahan bakar alternative pengganti gas. Ini adalah hasil penelitian Tim Peneliti Coffee For Social Welfare (CFW) Universitas Jember.

“Kulit kopi bisa dijadikan bahan bakar pengganti gas oleh masyarakat, sehingga dapat menghemat ekonomi dan kini tinggal bagaimana masyarakat diberikan pelatihan untuk mengolah kulit kopi menjadi bahan bakar,” kata Dr Soni Sisbudi Harsono, Ketua Tim, yang dilansir Kampus Universitas Jember, Jawa Timur, Rabu (4/10/2017).

Soni bersama timnya telah berhasil memproduksi kompor hemat energi yang bahan bakarnya bisa menggunakan limbah kulit kopi dan kompor tersebut akan segera diproduksi massal untuk dibagikan atau dijual dengan harga murah kepada masyarakat sekitar perkebunan kopi.

“Tidak hanya kulit kopi, ranting dan daun kopi pun bisa diproses sebagai bahan bakar kompor yang kami produksi. Api pun yang dihasilkan cukup besar bisa digunakan untuk rumah tangga ataupun usaha kecil seperti para penjual gorengan,” ujar Soni.

Baca juga :   ITS Borong Gelar di Ajang KMHE 2018

Awal inovasi ini menurut Soni adalah kondisi lingkungan saat musim panen raya kopi, banyak ditemukan tumpukan menggunung dari limbah cangkang kopi ataupun kulit kopi. Jika tanpa penanganan yang bagus, maka limbah kulit kopi itu dapat berpotensi menjadi sumber penyakit bagi masyarakat sekitar.

“Limbah kopi itu bersifat asam, sehingga tidak bagus untuk tanah dan berpotensi menjadi sumber penyakit bagi masyarakat sekitar. Biasanya masyarakat yang berada di sekitar limbah kopi sering sakit-sakitan, sehingga perlu ada upaya mengolah limbah dengan baik dan membawa berkah bagi masyarakat sekitar,” tutur Soni.

Menurut Soni, sekali musim panen pada bulan Mei hingga September, biasanya limbah kulit kopi yang ada di sekitar perkebunan wilayah Kawah Ijen Bondowoso mencapai 4 ton dan selama ini limbah kulit kopi hanya menjadi sampah selama kurang lebih enam bulan.
“Setelah enam bulan, limbah kopi sudah bisa dijadikan pupuk organik untuk tanaman kopi, namun selama masa menunggu sampah tersebut bisa merusak kondisi tanah karena bersifat asam dan air serapan dari sampah kopi tersebut sangat tidak baik ketika musim hujan air,” katanya.

Baca juga :   MORICO: Alat Pembuatan Asap Cair dari Limbah Batok Kelapa dengan Teknologi Disco

Untuk itu, dosen di Fakultas Teknologi Pertania (FTP) Universitas Jember itu bersama mahasiswanya tengah berupaya, agar limbah kopi bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.

“Misalnya dapat digunakan sebagai bahan bakar dan proses pembuatan bahan bakar berupa briket berbahan dasar kulit kopi cukup mudah yakni limbah kulit kopi dikeringkan hingga kadar airnya dibawah 12%,” katanya.

Kemudian ukurannya diperkecil dan dicampurkan dengan bahan lain seperti halnya grajen kayu atau arang sekam yang dicampur dengan lem berbahan ketela yang dibuat sendiri, setelah itu dimasukan pada mesin pencatak kemudian dikeringkan.

Soni mengatakan biaya untuk proses pembuatan pelet bahan bakar kompor itu terjangkau bagi masyarakat menengah kebawah dan untuk menghasilkan 1 kilogram briket hanya memakan biaya Rp 6.500.

Baca juga :   Erbron-C Solusi Efisiensi Pekerjaan di Lahan Sawit

“Setiap kilogram bisa untuk masak nasi 1 kilogram, masak air dan masak lauk pauk selama 8 jam, sehingga lebih hemat 25 persen dari total biaya gas subsidi dan sangat membantu mengurangi pengeluaran belanja rumah tangga,” tuturnya.

“Biaya untuk pembuatan satu kompor tidak lebih dari Rp125.000 dan bahan bakarnya pun tidak harus limbah kulit kopi karena bahan bakar berupa Biopellet itu juga bisa dibuat dari limbah kotoran binatang ternak, batang pohon pisang dan sampah organik rumah tangga lainnya,” tambah Soni.

Dia berharap kompor buatannya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar perkebunan kopi dan akan membimbing masyarakat, agar bisa memproduksi kompor dan briket secara mandiri.

 

STEVY WIDIA

Tags: bahan bakar alternatifbriketlimbah kulit kopiTim Peneliti Coffee For Social Welfare (CFW) Universitas Jember
Previous Post

Transaksi e-Commerce Meningkat, UKM Didorong Beralih ke Digital

Next Post

IndonesiaNEXT Roadshow Kembali Digelar di Enam Kota

Related Posts

SIG x RESINERGI
News

Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif dari Sampah Perkotaan, SIG Gandeng Startup RESINERGI

13 Januari 2025
0
Load More
Next Post
Telkomsel Boyong 18 Mahasiswa ke Silicon Valley

IndonesiaNEXT Roadshow Kembali Digelar di Enam Kota

Hafez Achda : Sukses Memelopori Buku Pop-Up di Indonesia

Hafez Achda : Sukses Memelopori Buku Pop-Up di Indonesia

SCG Dorong Pertumbuhan Foreign Direct Investment di Indonesia

SCG Dorong Pertumbuhan Foreign Direct Investment di Indonesia

Discussion about this post

Recent Updates

Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

27 September 2025
Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
Waste4Change

Waste4Change Catat Pertumbuhan Rata-rata Tahunan 88% dan Kelola 64,9 Juta Kg Sampah dalam Satu Dekade

26 September 2025
social commerce

MSC: 74% Pelaku Social Commerce Masih Mengandalkan Dana Pribadi Untuk Modal Usaha

26 September 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Startup Hayokerja

Startup HayoKerja Hadirkan Solusi PHL bagi Perusahaan Pencari Tenaga Kerja

25 September 2023
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Fastwork Raih Pendanaan Seri A US$4,8 Juta

Fastwork Luncurkan Fitur Baru Untuk Pengguna Jasa Freelancer

11 Agustus 2020
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

27 September 2025
Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
Waste4Change

Waste4Change Catat Pertumbuhan Rata-rata Tahunan 88% dan Kelola 64,9 Juta Kg Sampah dalam Satu Dekade

26 September 2025
social commerce

MSC: 74% Pelaku Social Commerce Masih Mengandalkan Dana Pribadi Untuk Modal Usaha

26 September 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version