Limbah Plastik Jadi Bahan Baku Printer 3D

Tim FTUI jadi juara satu Asian Students Venture Forum 2019 di Korea Selatan. (Foto: istimewa)

youngster.id - Masalah sampah plastik sudah sangat mengkhawatirkan. Peduli akan hal itu mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia  (UI) menyuguhkan ide inovatif pengolahan limbah sampah plastik menjadi bahan baku benang filamen printer tiga dimensi .

Ide tersebut dihadirkan dalam ajang kompetisi bisnis bertajuk Asian Students Venture Forum di Korea Selatan. Inovasi itu membawa delegasi UI berhasil membawa pulang predikat Platinum Prize sebagai Juara Satu dan hadiah sebesar US$ 2.000 atau setara dengan Rp 28 juta.

“Sebagai mahasiswa Teknik UI, kami ingin mengedepankan temuan keteknikan berbasis terapan yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Kami bangga bisa mewakili UI di dalam ajang bergengsi di Asia,” ujar Pande Bagus Widyantara salah satu perwakilan tim yang dilansir Humas UI, baru-baru ini.

Asian Students Venture Forum merupakan event lomba tahunan yang diadakan Korea Economic Daily dan pada tahun ini disponsori oleh KT&G. Kompetisi business start-up ini diikuti oleh berbagai negara di Asia, seperti Korea, China, Chinese Taipei, Hong-kong, Indonesia, Japang, Malaysia, Mongolia, Philippines, Singapore, Uzbekistan, dan Vietnam.

FTUI mengirimkan enam mahasiswa dalam ajang tersebut, selain Panda Bagus Widyantara, yang ikut serta juga ada Muhammad Rasyad, Idrus Fahreza, Riska Amira, Naufal Arif, dan Abiyyah. Kompetisi diseleggarakan pada 3-7 April 2019 di Seoul dan Daejeon, Korea Selatan.

“Konsep yang kami tawarkan ini sarat dengan teknologi, tapi juga mengedepankan business plan yang menarik dan menjanjikan dari segi finansial. Kami senang bertemu dengan mahasiswa dari berbagai Negara untuk memperkenalkan budaya Indonesia serta kualitas anak bangsa,” kata Bagus.

Kompetisi internasional business plan terbesar se-Korea ini sudah diadakan sejak 2002 silam. Tidak hanya mempresentasikan ide-ide baru dan inovasi menarik, seluruh peserta kompetisi juga turut mengikuti berbagai kegiatan kultural, diskusi sosial, dan diskusi terkait isu ekonomi global lainnya.

STEVY WIDIA

Exit mobile version