Limbah Plastik Jadi BioFuel

Sri Utami, mahasiswa Departemen Teknik Kimia ITS uamg mengolahan BioFuel daril limbah plastik. (Foto: Its.ac/Youngsters.id)

youngster.id - Limbah plastik kemasan minuman ternyata bisa diubah menjadi sebuah BioFuel, yakni sumber energi alternatif yang ramah lingkungan untuk masa depan. Karya inovatif ini berhasil memboyong dua piala pada dua ajang Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berbeda.

Inovasi energy ini adalah hasil karya Sri Utami, salah satu mahasiswa Departemen Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Ia melakukan pengolahan BioFuel dari hasil pengamatannya terhadap lingkungan sekitar.

Akrab disapa Tami ini mendapati, di ITS sendiri belum ada pengolahan sampah kemasan botol air mineral. limbah plastik kemasan minuman, menggunakan sari eceng gondok menjadi sebuah BioFuel, yakni sumber energi alternatif yang ramah lingkungan untuk masa depan. Darisanalah, Tami tergerak untuk menciptakan alat yang dapat mengolah limbah sampah tersebut menjadi bahan bakar minyak.

“Awalnya limbah plastik dicacah menjadi potongan-potongan kecil. Kemudian cacahan tersebut diproses dengan metode pirolisis,” terang Tami. Pirolisis merupakan proses dekomposisi bahan anorganik melalui proses pemanasan.

“Hasil dari proses pirolisis ini adalah liquid fuel atau bahan bakar minyak,” lanjut mahasiswi asal Malang ini. Liquid fuel inilah yang nantinya dikomposisikan dengan hasil fermentasi bioetanol dari eceng gondok menjadi bahan bakar minyak yang beroktan tinggi.

“Kita komposisikan sedemikian rupa agar mirip dengan nilai oktan bensin. Yaitu 90 persen bioetanol dan 10 persen liquid fuel,” jelas Tami sembari menunjukan diagram keseluruhan proses pembuatan BioFuel ini.

Karyanya berhasil menjadi juara pertama pada Lomba KTI Bio Fest yang diselenggarakan oleh Departemen Biologi Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) dan Lomba KTI Environment Festival yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik Lingkungan Universitas Airlangga.

Kedepannya, Tami sangat berharap dapat mempresentasikan karya terbaiknya ini di konferensi internasional. “Target terdekat adalah ajang Call for Paper di Hokkaido, Jepang.” ujar Tami yang dilansir laman its.ac.id.

STEVY WIDIA

Exit mobile version