youngster.id - Tim mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) menemukan cara pemanfaatkan enzim sebagai pengurai sampah plastik, khususnya plastik PET (Senyawa Kimia Penyusun Plastik).
Isbakhul Lailatil Fibriyah (TIP), Nadyah Eka Nurizza (THP), dan Quinnike Aisy Maskurin (THP) menemukan metode yang dapat menguraikan sampah plastik secara cepat dengan memanfaatkan potensi enzim cutinase dari mikroorganisme Fusarium solani.
Ketua Tim Isbakhul mengatakan ide ini muncul dilatarbelakangi semakin meningkatnya jumlah sampah plastik di Indonesia sedangkan plastik sendiri membutuhkan waktu hingga ratusan tahun untuk terurai secara alami.
Sesungguhnya, penelitian mengenai penguraian plastik secara enzimatis sudah ada. Akan tetapi penelitian tersebut memiliki kekurangan yaitu proses penguraiannya kurang stabil. Oleh karena itu, Isbakhul dan kawan-kawan mencoba memaksimalkan potensi cutinase dari mikroorganisme Fusarium solani dengan metode nanoimobilisasi sebagai pengurai sampah plastik.
“Mekanisme kerja enzim cutinase dalam menguraikan sampah plastik secara umum terjadi lapis demi lapis. Sampah plastik sebelum terurai memiliki permukaan yang halus, namun menjadi lebih kasar setelah terurai. Proses tersebut dikarenakan adanya reaksi penguraian secara enzimatis,” kata Isbakhul dalam keterangan pers Humas UB.
Ia menambahkan, adanya metode nano imobilisasi dapat menjadikan enzim lebih efektif dan efisien dari segi biaya maupun ketahanannya. Hal tersebut dikarenakan semakin kecil ukuran partikel, maka semakin luas permukaan partikel. Yang artinya, akan banyak enzim yang terikat pada partikel tersebut.
“Adanya proses nano imobilisasi tersebut diharapkan dapat menjadikan enzim lebih tahan terhadap pengaruh suhu dan pH serta memiliki kemampuan difusi yang lebih tinggi karena permukaan yang lebih luas. Selain itu, enzim mampu digunakan berkali-kali dalam proses katalisis sampah plastik PET,” kata Eka, salah satu anggota tim.
Dengan demikian, tim tersebut berharap nano imobilisasi cutinase dari Fusarium solani mampu menjadi solusi pada permasalahan penanggulangan sampah plastik PET di Indonesia.
STEVY WIDIA
Discussion about this post