Mahasiswa Unair Buat Sekrup Untuk Tulang Manusia

Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM ) Penelitian Eksakta UNAIR. (Foto : Istimewa/Youngsters.id)

youngster.id - Pada cedera patah tulang penanganan kerap dilakukan dengan menggunakan sekrup berbasis logam atau platina. Kini Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengembangkan skrup tulang antibakteri berbasis polimer dan keramik.

Adalah lima mahasiswa Teknobiomedik, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga melakukan penelitian eksakta yang didanai oleh Ditjen Pendidikan Tinggi Kemenristek Dikti. “Penelitian ini bertujuan untuk mencari upaya dan menawarkan alternatif solusi dalam penanganan kasus patah tulang,” kata Imroatus Imroatus Ketua Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM ) Penelitian Eksakta UNAIR dalam siaran pers Rabu (15/6/2016).

Penelitian berjudul “Biodegradable Bone Screw Anti Bakteri Berbasis Komposit Nano Hidroksiapatit Poly (1,8 Octadienol-Co-Citrate)” itu dikerjakan oleh Imroatus (Teknobiomedik 2012), Andini (Teknobiomedik 2012), Nurul (Teknobiomedik 2014), Bagus (Teknobiomedik 2014), dan Rhisma (Teknobiomedik 2014) dengan dibawah bimbingan Prihartini Widiyanti.

Penelitian itu berangkat dari penanganan kasus cedera yang sering terjadi karena keeclakaan. Selama ini yang dilakukan adalah dengan fiksasi internal tulang menggunakan sekrup dan plat berbasis logam, yaitu platina dan stainless steel. Namun, penggunaan kedua bahan ini bukanlah tanpa kendala, yakni meskipun logam platina memiliki sifat mekanik yang baik, tetapi harganya relative mahal. Kendala lain, penggunaan stainless steel dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan korosi yang membahayakan tubuh.

Selain itu, metode ini dirasa kurang efektif karena skrup dan plat yang digunakan harus diambil setelah tulang tersambung kembali. Pengambilan sekrup inilah yang kemudian menyisakan lubang pada tulang dan menimbulkan permasalahan baru.

Sekrup tersebut terbuat dari nano hidroksiapatit dan POC.Material ini dipilih sebagai kandidat biodegradable bone screw karena POC memiliki sifat nontoksik, biokompatibel, biodegradable, sintesisnya relative mudah, dan meningkatkan sifat mekanik.

”Keunggulan dari sekrup ini diantaranya: biodegradable karena setelah tulang terfiksasi, screw akan terdegradasi dalam sistem metabolisme tubuh, sehingga tidak perlu dilakukan pengambilan kembali,” tutur Imroatus lagi.

Sedangkan nano hidroksiapatit berfungsi sebagai filler karena kompatibel terhadap jaringan tulang. Kemudian kitosan sebagai coating yang bersifat anti-bakteri melalui kelompok amino bermuatan positif yang mengikat muatan negative membran bakteri.

Hasil dari karakterisari sekrup tulang ini memiliki kekerasan 1482,68 MPa, sehingga sudah diatas kekerasan tulang manusia yakni 150-664 MPa dan kekuatan tekan sebesar 8,14 MPa sesuai dengan kuat tekan tulang cancellous antara 2-12 MPa.

Sedangkan dari uji anti bakteri, telah terbukti bahwa bahan kitosan sebagai coating ini mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus di sekitar luka.

Hasil penelitian ini dibuat dalam bentuk Proposal Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta dan akan ikut serta pada PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) ke-29 mendatang, di IPB.

STEVY WIDIA

Exit mobile version