Nusa Kreasi, Perangkat Media Pembelajaran Budaya Dengan Mainan

Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Mahasiswa Universitas Negeri Malang membuat Nusa Kreasi. (Foto:istimewa)

youngster.id - Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) mengembangkan perangkat inovasi berupa media pembelajaran bernama Nusa Kreasi.  Perangkat tersebut mengkolaborasikan antara media pembelajaran dengan permainan menggunakan gawai atau smartphone.

Tim UM yang terdiri dari Naufal Yuan Nabila, Nuroh, Naili Hidayati, Rodan Hadit, dan Andi Irawan ini bertujuan agar siswa SD lebih mudah memahami kebudayaan dan adat istiadat sejumlah provinsi di Indonesia secara menyenangkan.

Naufal Yuan Nabila selalu Ketua tim pencipta Nusa Susun Menara Balok mengatakan, perangkat media pembelajaran kreasinya dan empat temannya merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) kewirausahaan yang berhasil meraih pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek).

Idenya terinspirasi dari permainan Uno yang kerap dimainkan di kafe-kafe, namun dimodifikasi sedemikian rupa.

“Nusa salah satu media pembelajaran yang teraktif di masa sekarang ini mengkolaborasikan dengan kecanggihan teknologi menggunakan kode QR,” ucap Naufal dalam siaran pers UM Senin (5/9/2022).

Sebagaimana permainan Uno kata Naufal, perangkat Nusa ini juga terdiri dari berbagai macam warna mulai dari hijau, merah, kuning, biru, hingga ungu.

Setiap warna di balok itu ada masing-masing kebudayaan dari setiap provinsi, disertai gambar dan kode scan QR, untuk memperjelas informasi perlu dipindai lebih lanjut hingga mengunduh sebuah informasi melalui aplikasi Google Drive.

“Setiap warga ada peraturannya sendiri, dan juga ada perwakilan di setiap pulau kebudayaannya, semisal seri pertama ini bagian adat kita mengambil Jawa Timur, untuk Sumatera-nya ada Sumatera Barat lalu di sini juga ada scan kode QR. Jika di scan akan muncul tiga fitur, pertama gambar, rekaman suara, dan teks narasinya kebudayaan tersebut,” papar dia.

Total terdapat 21 provinsi yang informasinya terdapat perangkat Nusa ini, dari 37 provinsi saat ini di Indonesia.  “Satu produk ada 21 provinsi, harus beli dua produk untuk satu paket, yang kedua belum selesai. Produk berikutnya melengkapi produk pertama ini,” beber mahasiswa Pendidikan Sastra dan Bahasa Indonesia.

Menariknya, perangkat pembelajaran ini juga dibuat dari limbah sedotan bekas yang mengisi bagian tengah balok, berfungsi menguatkan konstruksi balok. Sementara bahan dasar dari baloknya merupakan campuran katalis dan racing.

“Karena di dalam balok hanya ruang kosong. Apabila tidak ada penyangganya balok bisa gampang pecah, produk kita juga ramah lingkungan karena terbuat dari daur ulang sampah sedotan plastik,” ungkap Naufal.

Perangkat ini bisa dimainkan oleh minimal tiga orang. Sama seperti halnya Uno, setiap orang mendapat giliran mengambil warna-warna balok yang tersusun ke atas. Di setiap warna yang diambil ini ada aturannya masing-masing.

Penggunaan perangkat ini diharapkan bisa mengenalkan budaya Indonesia kepada anak sejak dini, dengan cara yang menyenangkan. Selain itu siswa yang bermain juga mengasah emosinya masing-masing.

Saat ini Nusa Kreasi telah dijual dengan harga Rp 75 ribu per paket. Kini Naufal dan rekan-rekannya masih akan mengembangkan dan menyempurnakan perangkat pembelajaran Nusa, agar lebih menarik dan sempurna lagi. Sedangkan sisanya akan dilengkapi di perangkat Nusa jilid dua, yang saat ini masih dalam pengerjaan dan penyempurnaan.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version