Peksi Repellent Machine, Alat Pengusir Hama Burung Berteknologi Canggih

UNY Peksi

Tim UNY dan alat Peksi Repellent Machine. (Foto: istimewa/UNY)

youngster.id - Serangan hama burung sangat menulitkan petani. Selama ini, penggunaan jaring-jaring dan pemanfaatan orang-orang sawahkurang efektif dan efisien, sebab membutuhkan waktu penjagaan. Untuk itu tim mahasiswa dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang tergabung dalam tim membuat alat pengusir burung yang diberi nama “Peksi Repellent Machine”.

Tim Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan IPTEK (PKM-PI)  terdiri dari Leni Widyastuti (Biologi), Nur Intan Permatasari (Biologi), R. Muhammad Ferry Fadly (Pendidikan Teknik Mesin), Abdul Rosyid Hidayatullah (Fisika), Hidayati Nur Hakimah (Pendidikan Ekonomi) dengan dosen pendamping Ariadie Chandra Nugraha, MT.

Leni menjelaskan, Alat ini dibuat berdasarkan penurunan hasil panen padi di beberapa daerah mengalami penurunan. Nama Peksi berasal dari Bahasa Jawa yang berarti burung. Jadi alat Peksi Repellent Machine ini memang dibuat untuk mengusir hama burung.

“Dalam rancang bangun alat ini, kami memperhatikan ilmu sains yang ada diantaranya memperhitungkan jangkauan alat yaitu jangkauan sensor dan jangkauan speaker. Selain itu juga memperhitungkan daya alat,” kata Leni yang dilansir dari laman resmi UNY.

Menurut Leni, alatnya dihidupkan dengan menggunakan aplikasi, dan dapat mendeteksi burung menggunakan sensor RCWL. Sensor ini merupakan microwave motion sensor yang dapat mendeteksi keberadaan burung dengan mengirimkan gelombang mikro. Sensor ini mendeteksi keberadaan burung menggunakan pergerakan burung yang mampu mengubah sinyal yang diterima oleh sensor ini.

“Alat akan mengeluarkan suara ultrasonik. Di samping hal tersebut, ketika alat mendeteksi burung, maka alat tersebut akan melaporkan sebuah notifikasi ke telegram. Jadi untuk pemantauannya menggunakan telegram,” katanya.

Mereka membuat buku panduan untuk mempermudah pengoperasiannya, sehingga petani mudah mengoperasikan alat tersebut.

Metode ini telah dipraktekan pada anggota Kelompok Tani Sido Rukun di Dusun Padangan, Kecamatan Ponjong, Gunungkidul, Yogyakarta.

 

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version