Rama, Robot Perawat Pasien Covid-19

Robot RAMA diperkenalkan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Foto: istimewa)

youngster.id - Pandemi Covid-19 masih merebak di Indonesia. Sudah banyak tenaga medis yang berguguran akibat merawat para pasien penyakit ini. Hal ini mendorong tim robotik Politeknik Negeri Semarang (Polines), Jawa Tengah membangun robot perawat kebal virus untuk pasien COVID-19 atau Robot Asisten Medis Autonomus (RAMA).

Abbas Kiarostami, salah seorang tim pembuat robot ini mengungkapkan, ide pembuatannya berawal dari rasa keprihatinan karena banyaknya tenaga medis yang gugur saat menjalankan tugas mulianya melayani pasien COVID-19. Selain itu, penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sangat tinggi membuat banyak rumah sakit kekurangan akan alat tersebut.

“Dilihat sepintas benda ini tidak seperti robot pada umumnya yang punya kepala, kaki, dan tangan. Tapi robot yang diberi nama Rama ini bentuknya menyerupai rak makanan untuk pasien. Bedanya, yang ini bisa berjalan sendiri sehingga aman saat mengantar kebutuhan pasien penyakit menular seperti COVID-19,” kata Abbas yang dilansir dari laman Humas Jateng Senin (20/7/2020).

Abbas membuat robot ini bersama Ainur Rofik, dan Wahyu Hidayat. Menurut mereka, proses pembuatan Robot Rama memakan waktu sekitar satu bulan dengan biaya riset yang dikeluarkan sekitar Rp25 juta. Robot Rama kemudian diperkenalkan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

“Saat dicoba, Robot Rama sangat lancar mengantar makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pasien COVID-19. Selain itu robot ini juga dilengkapi dengan tablet yang bisa digunakan untuk berkomunikasi. Jadi, pasien bisa melakukan video call dengan perawat atau dokter melalui layar tablet yang menempel di robot itu,” jelas Abbas.

Robot tersebut untuk pertama kali diperkenalkan kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Ganjar mengapresiasi inovasi robot yang diciptakan Polines itu. Dengan robot tersebut, maka pasien covid-19 dapat dilayani dengan baik tanpa ada sentuhan langsung dengan tenaga medis lainnya.

“Ini bagus, kelebihannya menggantikan perawat sehingga tidak bersentuhan langsung dengan pasien Ini sangat berguna melindungi tenaga medis kita, serta bisa mengurangi penggunaan APD,” jelas Ganjar.

Secara keseluruhan, robot pengganti tenaga medis itu sudah bisa diaplikasikan. Namun, perlu terus dikembangkan agar lebih optimal.

STEVY WIDIA

Exit mobile version