youngster.id - Tim mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang membuat inovasi dengan menciptakan aplikasi kandang ternak berbasis teknologi. Inovasi tersebut memanfaatkan sumber energi yang dihasilkan dari feses atau kotoran sapi.
Tim tersebut adalah Ahmad Fahrudin Husen, Rhobithotus Mufidah, Novia Putri Wardani, Aura Alya Rahma, dan Triyana Sinta Dewi, dengan dosen pembimbing Mulia Winirsya Apriliyani, S.Pt., MP. Mereka menciptakan aplikasi kandang pintar berbasis IoT bernama System Several Massage Macrocontroller Technology (SI SEMMUT).
Inovasi tersebut dilakukan atas dasar permasalahan global dalam dunia peternakan yakni pencemaran lingkungan akibat limbah feses sapi. Hal itu banyak disebabkan karena sebagian para peternak belum mampu mendaur ulang limbah secara baik.
“Energi yang digunakan merupakan energi terbarukan dari gas metana yang dihasilkan oleh limbah feses sapi. Sedangkan sistem perkandangan dapat dipantau dari aplikasi smartphone SI SEMMUT guna mempermudah pengecekan kondisi ternak dan kerja dari sistem perkandangan.” jelas Fahrudin, selaku perwakilan tim yang dilansir dari laman UB.
Padahal apabila penanganan limbah dilakukan secara tepat, dapat memberikan dampak positif bagi ketersediaan energi. Mengingat seekor ternak mampu menghasilkan kotoran lebih dari 10 kg yang berpotensi dijadikan sumber energi alternatif (biogas). Pemanfaatan biogas dapat mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dan listrik.
Sehingga kandungan gas metana dalam feses sapi menjadi salah satu sumber energi terbarukan untuk mewujudkan Sustainable Development Goals. Sesuai poin ketujuh mengenai ketahanan energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Karya buatan mahasiswa Fakultas Peternakan UB ini itu mengadopsi sistem model kandang closed house pada ternak ayam. Dengan sistem tersebut, kandang sanggup menciptakan keamanan secara biologi (meminimalisir kontak dengan organisme yang lain) dengan pengaturan ventilasi yang baik, sehingga mengurangi stres pada ternak.
Tak hanya menciptakan inovasi, karya tersebut juga diikutsertakan dalam ajang internasional World Youth Invention and Innovation Award (WYIIA) 2021 dan berhasil memperoleh medali perak.
Kompetisi tersebut dilakukan secara daring dengan mengangkat bidang matematika, teknologi, lingkungan, ilmu sosial, pendidikan dan fisika. Peserta WYIIA 2021 berasal dari Amerika Serikat, Saudi Arabia, Malaysia, Thailand, Turki, Azerbaijan, Korea, dan Indonesia.
STEVY WIDIA
Discussion about this post