youngster.id - Aceng Muhammad Badrudin Muttaqin dan Dani Kurnia, mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Bogor, Jawa Barat, berinovasi dengan membuat mesin sederhana yang berfungsi untuk menyiang sekaligus memupuk padi di sawah.
Mesin yang diberi nama Si Tepuk, singkatan dari siang terus pupuk ini, diikutsertakan dalam Kompetisi Penemu Muda Teknologi Pertanian bertajuk Agriventor 2017 yang diselenggarakan oleh Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita) belum lama ini di Bogor.
Dani mengungkapkan, kompetisi tersebut diikuti oleh 36 tim penemu muda seluruh Indonesia. “Sebagai mahasiswa jurusan penyuluh pertanian, kami termotovasi untuk menciptakan alat yang bisa digunakan oleh petani,” kata Dani dalam gelar kegiatan tersebut baru-baru ini.
Mesin ini mengombinasikan kegiatan penyiangan dan pemupukan. Prinsip kerjanya adalah pisau pemotong berfungsi untuk memotong gulma sampai pada akarnya. Mesin dilengkapi roda pertama yang berfungsi untuk membenamkan gulma yang telah terpotong. Corong pengeluaran pupuk berfungsi untuk menaburkan pupuk di dekat akar tanaman dan roda belakang berfungsi untuk membenamkan pupuk yang telah ditebarkan.
Menurut Aceng, konsep pembuatan mesin penyiang dan pemupuk padi tersebut telah dimulai sejak bulan Oktober 2017 hingga Januari 2018. Proses pembuatan berlangsung kurang lebih dua minggu lamanya.
“Kami membuat mesin bekerja sama dengan bengkel las. Si Tepuk menggunakan daya listrik dari baterai yang sudah dapat diproduksi di Indonesia,” kata Aceng.
Menurut dia, latar belakang pembuatan alat pertanian tersebut berdasarkan pengalaman dengan petani ketika praktik lapang ternyata ada petani yang memupuk padi tidak melakukan penyiangan terlebih dahulu dengan alasan rumput masih kecil sehingga susah dilakukan penyiangan.
Padahal, lanjutnya, jika dilihat dari tujuan dari dua kegiatan itu adalah untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman dengan penyerapan unsur hara yang tepat sasaran. “Sejak itu mulai terpikir oleh kami untuk membuat alat pertanian ini,” ujarnya.
Menurut Dani, mesin Si Tepuk sebagai aksi nyata mahasiswa STPP Bogor untuk memajukan pertanian Indonesia. Dani menambahkan banyak masukan yang mereka terima dari tim juri kompetisi. Alat tersebut memerlukan lebih banyak uji coba sehingga bisa betul-betul digunakan oleh petani.
STEVY WIDIA
Discussion about this post