Skin Care Anti Penuaan Dari Biji Labu Kuning

Tim Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga di

youngster.id - Biji labu kuning atau pumkin seeds ternyata memiliki kandungan yang kaya akan vitamin E, karatenoid, tekoferol antioksidan, dan anti aging essence. Kandungan ini diolah menjadi beauty spray anti penuaan dini. Produk inovasi ini adalah hasil kerja empat mahasiswa Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga.

Tim FKp Unair ini terdiri dari Rahmatul Habibah, Agustina Lia Fitriani, Asih arama Anindhia, dan Rizki Jian Utami. Mereka mengungakpkan, ide awal munculnya inovasi tersebut adalah banyaknya orang pada era sekarang, khususnya perempuan, yang sibuk dengan pekerjaannya. Mereka tidak memiliki waktu untuk melakukan perawatan wajah.

“Kami berinovasi membuat sebuah skin care yang praktis. Bisa dibawa ke mana-mana. Dan, tentu, murah serta bahannya mudah didapat. Akhirnya kami terpikir untuk membuatnya dari biji labu kuning atau pumkin seeds. Kandungannya setara dengan biji bunga matahari yang kaya akan vitamin E, karatenoid, tekoferol antioksidan, dan anti aging essence,” jelas Lia yang dilansir laman Unair baru-baru ini.

Menurut dia, bahan-bahan yang terkandung dalam biji labu kuning serupa dengan biji bunga matahari. Bahan ini dapat membantu meregenerasi kulit mati sehingga sangat baik untuk anti aging.

Karya Inovasi ini berhasil meraih special award dan medali perak dalam kompetisi World Young Inventors Exhibition (WYIE) Competition di Kuala Lumpur, Malaysia, 9–12 Mei 2018 lalu.

“Kami presentasi dengan topik ‘Beauty spray of cucurbita moschata for anti aging’. Nah, di sana, kami mempresentasikan secara oral di depan dua juri dari negara lain tentang bagaimana inovasi kami. Bagaimana kami membuatnya, apa kelebihannya, bagaimana analisis SWOT-nya, bagaimana future research-nya, dan lain-lain,” kata Lia.

Ajang tersebut diikuti oleh peserta dari berbagai negara, antara lain, Arab Saudi, Taiwan, Thailand, Korea, Malaysia, Macau, dan Indonesia. Mereka merupakan siswa SMP-SMA, mahasiswa, dosen, dan peneliti. Sementara itu, dari Indonesia, ada 70 tim yang berangkat.
Sebelum berangkat mengikuti kompetisi di Kuala Lumpur, setiap peserta harus mengikuti tahap seleksi. Seleksi abstrak adalah yang paling awal. ”Tim kami membuat sebuah inovasi kecantikan yang lagi tren, yaitu beauty spray dari biji labu kuning untuk anti aging,” tambahnya.

Dari kompetisi tersebut, Lia mengaku mendapat pengalaman yang berlimpah. Pertama, dia bisa membawa nama UNAIR, khususnya FKp di kancah internasional melalui sebuah inovasi penelitian. Kedua, kemampuan berbahasa Inggris Lia semakin terasah.

“Selain itu, kami bisa mengenal banyak orang. Khususnya investor dari berbagai negara. Kami juga berkesempatan melihat budaya negara lain,” ungkap Lia.

Atas presentasi tersebut, delegasi UNAIR itu mendapatkan special award dari World Invention Intellectual Property Associations (WIIPA) Taiwan, organisasi sosial nirlaba internasional bidang penemuan. Termasuk mendapatkan medali perak dari acara WYIE.

 

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version