Startup BiruLangit Bisa Pantau Polutan PM 2.5 yang Berbahaya bagi Kesehatan

alat menangkap polutan

Startup BiruLangit Bisa Pantau Polutan PM 2.5 yang Berbahaya bagi Kesehatan (Foto: Dok. Telkom University)

youngster.id - Salah satu polutan berbahaya yang saat ini sering diabaikan oleh masyarakat adalah Konsentrasi Partikulat (PM 2.5). Menurut bmkg.go.id, Konsentrasi Partikulat (PM 2.5) merupakan partikel udara berukuran kecil sebesar 2,5 mikron yang berbahaya bagi kesehatan seperti gangguan pernafasan dan menurunkan fungsi paru-paru.

PM 2.5 terbentuk dari reaksi kimia dari berbagai material polusi udara yang sering kita temui sehari-hari, seperti debu konstruksi pembangunan, asap pembuangan industri, gas buangan pembangkit listrik, asap kendaraan  bermotor, asap pembuangan sampah, dan lain sebagainya.

Untuk memonitor polutan berbahaya tersebut, startup BiruLangit mampu melakukan monitoring polusi udara dan polusi air hujan di Kota Bandung dan sekitarnya menggunakan alat Low Cost-Air & Water Quality Monitoring System (LQ-ARWMS) yang akan mengirimkan data pada dashboard berbasis web untuk menjadi rujukan bersama bagi tiga stakeholder utama yaitu Pemerintah, Industri, dan Masyarakat.

“Pada praktiknya, untuk memonitor kualitas udara di suatu daerah, BiruLangit memiliki dua alat yang di gunakan yaitu Fixed Station (alat yang diletakkan pada titik tertentu) dan Mobile Station (mampu memantau udara secara berpindah-pindah),“ kata Founder BruLangit, sekaligus dosen Telkom University, Dr. Eng. Indra Chandra, dikutip Sabtu (16/3/2024).

Indra mengatakan, melalui inovasi tersebut BiruLangit memiliki dua tujuan besar, pertama adalah implementasi teknologi sensor untuk Early Warning System (EWS) dan Decision Support System (DSS) berbasis data bagi stakeholder. Kedua adalah melakukan edukasi serta kampanye untuk merubah perilaku masyarakat agar lebih sadar terhadap bahaya polusi udara bagi kesehatan.

Saat ini beberapa alat BiruLangit telah di implementasikan di beberapa gedung di Telkom University, berurutan dari ketinggian terendah yaitu Gedung Deli (15 Meter), Gedung Kuliah Umum (30 meter), Telkom University Landmark Tower (70 meter), dan Tower (100 meter).

Untuk memonitor alat yang sudah dipasang, BiruLangit menggunakan Dashboard berbasis web yang menampilkan performansi masing-masing alat, memonitor tegangan pada regulator, tegangan pada Battery Management System (BMS), menunjukkan data dari setiap parameter polutan, dan menunjukkan rata-rata harian dalam seminggu pada setiap parameter.

 

HENNI S.

Exit mobile version