youngster.id - Teknologi Artificial Intelligence (AI) terus hadir dan semakin sering diterapkan di Indonesia. Salah satu oleh startup lokal asal Surabaya, Cekmata, yang menerapkan teknologi AI untuk mendeteksi penyakit katarak pada mata.
Caesar Lagaliggo Givani Co-Founder Cekmata mengatakan, kehadiran teknologi ini untuk meningkatkan akurasi hasil Cekmata ke level lebih tinggi, yakni 95%, dengan menggunakan teknik baru yang diadopsi dari Silicon Valley.
Sebagai perusahaan rintisan, Caesar mengakui Cekmata memiiki beberapa tantangan di Indonesia. Pasalnya, belum pernah ada startup yang betul-betul menggunakan AI untuk health referral system di Indonesia.
Meski begitu, Caesar optimistis semua tantangan tersebut bakal didapatkan solusinya. Ia yakin lantaran dapat dukungan dari The NextDev.
Seperti diketahui, Cekmata dikembangkan oleh Caesar, Ivan Sinarso, dan Sylvester Albert Samadhi merupakan salah satu jawara TheNextDev 2017, kompetisi startup lokal terbesar di Indonesia dari Telkomsel.
Caesar adalah seorang dokter residen spesialis penyakit dalam, serta Ivan dan Albert, masing-masing seorang entrepreneur dan programmer, berhasil menciptakan aplikasi pendeteksi katarak secara mudah dan cepat.
Berkat kemenangan di The NextDev 2017, mereka mendapatkan kesempatan belajar ke Silicon Valley. Kemenangan seperti Cekmata bisa jadi juga akan kamu dapatkan, jika tahun ini kamu mendaftarkan startup atau aplikasimu ke TheNextDev 2018.
Terlebih pendaftarannya sudah dibuka sejak 1 April 2018. Selain itu, juara TheNextDev 2018 juga bakal mendapatkan banyak hadiah menarik dari Telkomsel. Lewat paket ‘6M’, pemenang The NextDev 2018 akan mendapatkan hadiah dan dukungan pengembangan, berupa Marketing Publicity, Mentoring, Money, Market Access, Monetization, juga Management Trip.
STEVY WIDIA
Discussion about this post