Tim Calypso UI Juara Nasional “Go Green in the City 2019“

Tim Calypso dari Universitas Indonesia. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Tim Calypso dari Universitas Indonesia menjadi juara Go Green in the City 2019. Mereka akan mewakili Indonesia bersaing pada ajang yang digelar Schneider Electric di tingkat Asia Pasifik pada 22 Agustus 2019 memperebutkan tiket Grand Final di Barcelona, Spanyol pada Oktober 2019. 

Di kompetisi nasional, tim Calypso mengalahkan sebanyak 225 tim mahasiswa/i dari seluruh Indonesia. Mereka menyajikan konsep “Tall Building Generator Scheme: Nitinol Engine at Rooftop Coupled with Rainwater Pipe Turbine” yang mengubah air hujan menjadi listrik dan air bersih.

Xavier Denoly, Country President Schneider Electric Indonesia mengatakan saat ini hampir 1,3 miliar orang tidak memiliki akses ke energi modern. Sementara di sisi lain, pemanfaatan teknologi untuk pengelolaan energi berkembang dengan sangat pesat. Selain itu, konsumsi energi masih terpusat pada wilayah perkotaan dimana urbanisasi, industrialisasi dan digitalisasi diperkirakan akan meningkatkan konsumsi energi hingga 50% hingga 2050. Kebutuhan listrik bahkan akan tumbuh dua kali lebih cepat dari itu. Di Schneider, sustainability adalah tujuan utama dari bisnis kami, yang berarti bahwa apa pun yang kami lakukan atau ciptakan, kami mempertimbangkan dampaknya di berbagai tingkatan.

“Melalui kompetisi Go Green in The City, Schneider Electric mencari ide-ide yang dapat membantu menyelesaikan dilema energi dengan model bisnis digital dan inovatif dan atau pendekatan sustainability yang memungkinkan akses energi yang lebih luas atau pengembangan yang berkelanjutan dengan pemanfaatan perkembangan teknologi IIoT, machine learning dan kecerdasan buatan,” ungkap Xavier Denoly, Country President Schneider Electric Indonesia melalui keterangannya Senin (22/7/2019) di Jakarta.

Kompetisi tahunan Go Green in The City yang diluncurkan sejak 2010 lalu merupakan kompetisi global yang diperuntukkan bagi mahasiswa/i untuk menumbuhkan minat dan memfasilitasi generasi muda dalam hal ini generasi milenial untuk ikut ambil bagian mencari 

solusi dalam pengelolaan energi yang efisien di kawasan perkotaan dan berdampak positif terhadap lingkungan. 

Yang menarik, di kompetisi Schneider tahun 2019 ini, tiap tim wajib mengirimkan satu konsep yang mengilustrasikan ide solusi pengelolaan energi inovatif untuk Kota Pintar. Tahun ini Kompetisi Go Green in The City berfokus pada empat tema dasar, yaitu: Sustainability & Access to Energy, Buildings of the Future, Plants of the Future, dan Grids of the Future. 

Schneider Electric komitmen untuk berkontribusi terhadap Sustainable Development Goals (SDG) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang difokuskan pada lima megatren keberlanjutan (sustainability megatrend) yaitu Climate (Iklim), Circular Economy (Ekonomi Sirkular), Ethics (Etika), Health & Equity (Kesehatan & Kesetaraan), dan Development (Pengembangan).

Adapun tim Calypso yang terdiri dari Aziza Nurul Fitri dan Jessica nantinya akan menampilkan proyek Tall Building Generator Scheme: Nitinol Engine at Rooftop Coupled with Rainwater Pipe Turbine untuk bersaing di tingkat Asia Pasifik untuk menjawab permasalahan akan ketersediaan air bersih dan listrik dengan pemanfaatan air hujan.

Tim Calypso menerapkan integrasi penyimpanan air dan energi dengan prinsip micro pumped hydroelectric energy storage (micro-PHES), dimana air hujan dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik menggunakan generator hidroelektrik. Selain itu, air yang diperoleh dari hujan akan ditampung dalam sistem filtrasi untuk didaur ulang. 

Skema Calypso dapat meningkatkan efisiensi penggunaan dan penyediaan air serta menghasilkan energi listrik yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan listrik di dalam Gedung.

Dalam rangkaian kompetisi ini, para peserta memperoleh pembekalan dan pendampingan dari para ahli Schneider Electric. Para peserta juga dapat memperluas jaringan dengan para 

professional di bidang energi dan sesama generasi muda dari berbagai negara. Selama 8 tahun kompetisi ini berlangsung telah diikuti oleh total 80.000 mahasiswa/I dari 180 negara di seluruh dunia. Di Indonesia kompetisi ini telah diikuti oleh sekitar 7.000 mahasiswa/i dari seluruh Indonesia. Penilaian didasarkan pada inovasi, visibilitas ide & dampaknya terhadap efisiensi energi atau lingkungan, dan kemampuan peserta dalam menyampaikan ide. 

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version