youngster.id - Sampah jika tak ditanggulangi dengan baik akan berdampak buruk terhadap ekosistem maupun lingkungan sekitar. Melihat fenomena tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) menggelar program pemberdayaan masyarakat berupa pelatihan pengolahan sampah organik.
Dosen FTUI Dr Cindy Rianti Priadi Ketua Pengmas menuturkan, awalnya, masyarakat mengeluh mengenai sampah yang tidak diangkut. Maka masyarakat kerap membuang sampah di Tebing dekat Huntara lalu kemudian menguburnya dalam tanah.
“Hal tersebut menyebabkan adanya sumber bau yang tidak sedap dan menjadi sumber penyakit. Berangkat dari keluhan tersebut, Tim Pengmas berupaya memberikan solusi yang berkesinambungan dan ramah lingkungan,” ujar Cindy Ketua Pengmas melalui keterangannya Senin (6/1/2020).
Pelatihan berlangsung selama 14 hari pada bulan Desember 2019 yang ditujukan bagi masyarakat di Hunian Sementara (Huntara) di Bukit Pasir Malang dan Pondok Pesantren Darul Afkar, Pandeglang, Banten. Selain memberikan pelatihan, Tim Pengmas juga menyerahkan hibah berupa 11 unit Toren Biogas yang dapat mengolah sampah organik hingga 90 kg/hari dan menghasilkan biogas untuk memasak selama 30 – 60 menit/hari per unitnya.
Desa Sumberjaya, Pandeglang, Banten merupakan salah satu desa yang terkena dampak tsunami paling parah. Akibatnya, masyarakat harus mengungsi ke daerah yang lebih tinggi di Hunian Sementara (Huntara) di Bukit Pasir Malang. Salah seorang warga yang merupakan koordinator Huntara, Jamal menuturkan selama ini, dirinya dan warga sekitar membuang sampah di tebing, ketika tong sampah di Huntara terisi penuh. Dengan adanya hibah Toren Biogas dikarenakan permasalahan bau sampah dapat teratasi dan warga Huntara memiliki kemampuan tambahan di dalam mengelola sampah organik dengan baik dan mendapat hasil berupa biogas yang dapat digunakan untuk memasak dan juga pupuk cair untuk tanaman di lahan Huntara.
“Kami tidak perlu pakai Gas LPG lagi, jadi lebih hemat, tinggal masukkin sampah organik ke dalam alat ini terus jadi biogas. Terus juga ada pupuk, biasanya pupuknya saya pakai untuk nyiram tanaman di depan rumah, ada cabe rawit, hasilnya bagus, subur tanamannya” ucap Jamal.
Program Pengmas ini bekerja sama dengan PT. AIUEO Kreasi Energi yang merupakan start-up hasil inkubasi bisnis di bawah pengelolaan Kantor Inkubasi Bisnis FTUI dan Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis UI.
Start-up yang bergerak dibidang pengelolaan sampah organik ini merupakan produsen Torbi atau Toren Biogas yang mampu mengolah limbah organik menjadi biogas dan pupuk cair.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post