youngster.id - Masyarakat internasional tengah menghadapi sebuah Public Health Emergency of International Concern (PHEIC), yaitu 2019 Novel Coronavirus (n-CoV) yang per tanggal 5 Februari 2020 telah menjangkiti lebih dari 24 ribu individu. Namun ada kabar baik, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jatim memiliki alat pendeteksi virus Corona sesuai standart World Health Organization (WHO).
Rektor Unair, Prof Mohammad Nasih, menyatakan Unair telah bekerja sama dengan Kobe University berhasil memiliki reagen atau alat untuk memeriksa dan mendeteksi virus Corona yang berasal dari Wuhan.
“Reagennya yaitu premier spesifik yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi seseorang yang suspect atau terkonfirmasi virus Corona Wuhan. Ini merupakan berita baik untuk meyakinkan masyarakat luas akan status positif dan negatifnya virus ini di Indonesia,” ungkap Nasih dalam keterangan resmi yang dilansir laman Unair baru-baru ini.
Menurut Nasih, masyarakat bisa memanfaatkan lembaganya di LPT untuk mengidentifikasi ada tidaknya warga yang terkena virus Corona.
Tidak butuh waktu lama dalam mengidentifikasi virus tersebut, hanya beberapa jam dengan mendeteksi sampel dahak pasien yang dikeluarkan. Akurasi dalam mendeteksi terjangkitnya virus tersebut yakni 99%.
“Di Indonesia hanya ada dua lembaga yang mempunyai reagen ini yakni di Unair dan Balitbang Kementerian Kesehatan. Dengan identifikasi tersebut diharapkan bisa menghasilkan riset yang benar-benar bisa mengatasi virus itu,” paparnya.
Nasih menambahkan, pihaknya tetap berharap hal itu benar-benar tidak ada di Indonesia. Berkenaan dengan itu, Unair juga menyiapkan tim ahli dari RSUD DR Soetomo, RSUA, LPT dan beberapa pakar yang dikepalai oleh Prof. Soetjipto.
“Unair juga membuka peluang kerja sama seluas-luasnya. Jika ada universitas atau rumah sakit yang diduga terkena virus tersebut untuk bisa dibawa ke Unair dengan melalui proses identifikasi. Artinya, Unair siap dari proses identifikasi awal sampai tahap penyembuhan,” pungkas Rektor.
STEVY WIDIA
Discussion about this post