youngster.id - Sebanyak 208 tim dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti rangkaian kompetisi Swiss Innovation Challenge (SICA) 2020 dari SBM ITB. Kompetisi ini terbagi pada tahap merumuskan konsep inovasi, dan mengubah ide bisnis menjadi rencana bisnis (business plan).
“Peserta diminta untuk menyusun business plan berdasarkan inovasi konkretnya. Kemudian, 15 tim terpilih dari tahap dua maju ke babak final. Dalam rangkaian kompetisi ini, terdapat kegiatan seminar daring dan coaching bagi para finalist,” kata Isti Raafaldini Wakil Ketua SICA dalam keterangannya, Kamis (7/8/2020)/
Ke 15 tim yang lolos ke tahap final, kata dia, berasal dari Surabaya, Makassar, Semarang Tulungagung, Lamongan, Tasikmalaya, Bandung, dan Jakarta. Tema yang mereka angkat di antaranya inovasi dalam teknologi pendidikan seperti platform maupun alat dan modul pembelajaran.
Kemudian teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) dalam produk dan pelayanan kesehatan terutama menghadapi era normal baru dan dalam sistem pengelolaan air bersih. Lalu teknologi Augmented Reality (AR).
Ada pula yang mengangkat tema sumber energi terbarukan dengan memanfaatkan teknologi IoT, penyimpanan energi dan teknologi rumah pintar; teknologi digital untuk menjawab permasalahan seperti digitalisasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan personal branding; serta teknologi sistem pengendalian hama.
Dalam tahap final, dilibatkan 10 juri dengan latar belakang akademisi, professional serta entrepreneur. Antara lain, Rolf-Dieter Reineke, Max P Weber, Anton Adibroto, Michael Tampi, Reza Anshari Nasution, Donald C Lantu, Veranita Yosephine, Isti R Mirzanti, Nadya Saib, dan Laras Wibowo.
Utomo Sarjono Putro, Dekan SBM ITB, SBM ITB SwissInnovation Challenge 2020 mengatakan, merupakan kompetisi proyek inovasi, baik berupa produk, proses inovasi bisnis, inovasi organisasi atau inovasi manajemen.
“Mengusung tema inovasi berkelanjutan di masa new normal, baik dalam tahap ide (pembentukan gagasan), konseptual atau tahap mula, maupun tahap bertumbuh,” katanya.
Kegiatan ini, kata dia, merupakan kerja sama antara Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung dengan University of Applied Sciences and Arts Northwestern Switzerland School of Business (FHNW). Kompetisi tahunan sejak 2017 ini terbuka untuk bisnis, organisasi nirlaba dan individu yang ingin mengenalkan dan menerapkan inovasi atau yang telah melakukan inovasi selama beberapa waktu.
SICA ini, kata dia, dilaksanakan bersamaan dengan Konferensi Internasional ICMEM, ia berharap kompetisi ini dapat menjadi wadah dalam membangun dan mengimplementasikan inovasi. “SBM ITB juga berkomitmen untuk memberikan kesempatan kepada tim yang terpillih dengan inovasi yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut dalam ekosistem inovasi SBM ITB,” kata Utomo.
Pemenang kompetisi ini akan mendapatkan hadiah pertama Rp 70 juta, hadiah kedua dan ketiga, masing-masing Rp 20 juta dan Rp 10 juta.
STEVY WIDIA