youngster.id - Tim asal Indonesia meraih juara pada Kompetisi Internasional Inovasi Kendaraan Hemat Energi 2021 (SEM). Kemenangan mereka mendapat apresiasi dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim.
Shell Eco Marathon (SEM) adalah kompetisi global tahunan bagi para mahasiswa yang menguji gagasan inovatif mereka terkait efisiensi energi dan memiliki sejarah panjang sejak awal dilaksanakan di Prancis pada tahun 1985. Tim Garuda dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang menjadi Juara I pada kategori Vehicle Design Award for UrbanConcept. Tim Sapuangin dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang menjadi Juara I pada kategori Data & Telemetry Award.
Selanjutnya, pada posisi runner-up atau juara ke II berhasil diraih oleh tim Rakata dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada kategori Data & Telemetry Award serta tim Arjuna dari Universitas Indonesia (UI) pada kategori Safety Award.
“Menjuarai kompetisi bergengsi seperti SEM ini sangat membanggakan dan penting dalam membangun iklim inovasi di kalangan generasi muda,” kata Mendikbudristek Nadiem melalui keterangan resmi, Rabu (19/5/2021).
Nadiem mengatakan Pemerintah berharap anak-anak muda Indonesia terus memunculkan dan mengembangkan berbagai inovasi di Indonesia. “Terutama dalam memecahkan permasalahan energi dan lingkungan serta membangun bangsa,” ujar Nadiem.
Manajem tim Garuda UNY, Ahmad Yoga menyampaikan timnya bisa menjadi juara karena dinilai berhasil menunjukkan pengembangan produk yang konstruktif serta menghasilkan pengurangan berat tanpa mengurangi performa kendaraan.
“Ini merupakan bekal berharga kami untuk melangkah ke depan, mengobarkan semangat tim untuk mencapai target yang lebih tinggi lagi di kompetisi yang akan datang,” ujar Ahmad Yoga.
Sementara itu, Ketua Divisi Data & Telemetri tim Sapuangin ITS, Gilang Samudra mengatakan timnya bisa menjadi Juara karena dinilai sukses menggunakan data telemetri.
Selain itu, tim Sapuangin juga mencetak sejarah sebagai tim yang pertama kali menjuarai kategori terbaru ini di dunia.
“Kami bangga dengan pencapaian juara pertama di kategori ini, dan tidak menyangka akan menjuarai kategori Data & Telemetry Award, karena sempat mengalami kesusahan di awal perlombaan karena tidak terlalu mengetahui detail spesifikasi sistem telemetri yang digunakan,” ujar Gilang Samudra.
Partisipasi Indonesia dalam kompetisi bergengsi ini telah memasuki usia yang ke-11 sejak pertama kali SEM diadakan di Asia pada tahun 2010. Secara global, ada total 154 tim dari 137 universitas di 37 negara yang berpartisipasi sampai tahap akhir, dengan 27 tim dari Indonesia.
Para peserta tersebut bersaing menghadirkan inovasi kendaraan hemat energi mereka di hadapan panel juri yang terdiri dari para eksekutif dari Shell, Nissan, SwRI, Altair, dan Schmid Elektronik. Juara pertama dari setiap kategori berhak mendapatkan hadiah uang sebesar US$1.500 dan runner-up sebesar US$750.
STEVY WIDIA
Discussion about this post