youngster.id - Intel, perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS), memproyeksikan, pada 2020, sebanyak 50 miliar perangkat pintar akan terkoneksi dengan internet. Karena itu, pada tahun tersebut dibutuhkan sebuah teknologi yang mampu menghubungkan konektivitas dengan lebih cepat dan bisa diandalkan.
Kondisi ini disebut sebagai era banyak hal dan aktivitas yang terhubung dengan internet (internet of things/IoT). Teknologi jaringan generasi ke lima (5G) sudah mampu menjembatani kecepatan konektivitas. Teknologi 5G, yang merupakan kelanjutan dari pngembangan 4G, sangat diperlukan dan mulai didesain untuk mengakomodasi pertumbuhan IoT.
Country Manager Intel Indonesia Harry K Nugraha mengatakan, pertumbuhan IoT akan berkembang makin pesat, seiring dengan kebutuhan penggunaan data. Untuk mengelola data yang besar dibutuhkan suatu teknologi yang bisa bekerja maksimal dan cepat. Teknologi 5G diyakini mampu mengakomodasi pertumbuhan penggunaan data, terutama data-data yang berhubungan dengan pertumbuhan IoT.
“Teknologi 5G didesain untuk mengakomodasi kebutuhan pertumbuhan IoT yang diperkirakan tumbuh menjadi 50 miliar pada 2020. Teknologi 5G itu kan memiliki ‘pipa’ yang besar. Mesin untuk mengelola data memerlukan teknologi untuk mengoneksi dengan ‘pipa’ yang besar. Itulah, 5G sebenarnya didesain ke arah sana,” kata Harry belum lama ini di Jakarta.
Menurut dia, saat ini, Intel sedang membangun dan mempersiapkan teknologi 5G. Intel lebih fokus pada upaya mempersiapkan prosesor yang akan dipakai di berbagai perangkat (device). Teknologi 5G paling cepat akan mulai diterapkan sekitar 2018. Namun, komersialisasinya diperkirakan baru bisa terjadi pada 2021.
“Kita lagi develop untuk 5G. Persiapan kita mempersiapkan prosesor di any devices. 5G itu nanti multiple teknologi. Dan itu ditujukan untuk mengakomodasi kebutuhan data yang besar di M2M (machine to machine),” ujarnya.
Harry menuturkan, ke depannya, pemakaian data akan terus meningkat. Saat ini, setiap orang rata-rata menggunakan data sekitar 650 MB per hari. Pada 2020, jumlahnya akan meningkat menjadi 1,5 GB per hari. Sedangkan untuk mobil yang bisa berjalan sendiri (otonomis driving) diperkirakan bisa mengonsumsi data 4.000 GB per hari. Untuk pesawat terbang, konsumsi datanya lebih tinggi lagi sekitar 40.000 GB per hari.
“Mesin nantinya meng-create data jauh lebih besar daripada orang. Karena itu, kita membutuhkan sebuah teknologi yang benar-benar maksimal untuk menyalurkan data dengan ‘pipa’ yang besar. Teknologi 5G, saya pikir didesain ke arah sana,” ungkap Harry.
FAHRUL ANWAR