youngster.id - Global Game Jam 2025 (GGJ 2025) digelar di 11 kota di Indonesia. Tahun ini, lebih dari 800 jammers (partisipan) asal Indonesia dengan latar belakang yang beragam seperti pelajar, profesional, hingga pengembang independen, telah berpartisipasi dalam kegiatan ini.
“Saya harap melalui ajang ini, teman-teman (baca: jammers) dapat belajar bersama dan saling tukar pikiran serta inspirasi untuk mengembangkan industri game Tanah Air. Melalui kegiatan ini juga, kita dapat mencetak lebih banyak talenta baru yang mampu menghasilkan game lokal berkualitas dan bersaing di pasar global,” kata Irene Umar Wakil Menteri Ekonomi Kreatif RI, dikutip Rabu (5/2/2025).
Keberhasilan Global Game Jam 2025 menetapkan tolok ukur baru untuk kolaborasi dalam pengembangan game di Indonesia. Agate Internasional melalui Agate Academy berkontribusi dalam pelaksanaan GGJ 2025 ini.
CEO Agate Academy Restya Winda Astari mengatakan, Agate tetap berkomitmen untuk mendukung ekosistem pengembangan game lokal dengan membantu dalam mempersiapkan talenta muda Indonesia yang tertarik di industri game. GGJ kali ini berlangsung di Batam, Yogyakarta, Medan, Surabaya, Makasar, Palembang, Malang,Tangerang, Tasikmalaya, Bogor, dan Bandung.
“Energi dan kreativitas yang kami lihat selama GGJ 2025 sangat luar biasa. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki banyak talenta yang berpotensi untuk mendukung percepatan pertumbuhan industri game nasional. Di Agate Academy, kami berkomitmen untuk terus mendukung dan menciptakan ruang bagi para pengembang agar dapat berkembang dan berkolaborasi,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan Presiden Asosiasi Game Indonesia Shafiq Husein. Menurut dia, Global Game Jam merupakan inisiatif penting yang berperan besar dalam mendorong pertumbuhan industri game di Indonesia.
“Kami di Asosiasi Game Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan seperti ini dan mengajak semua pihak untuk berkolaborasi. Melalui ajang ini, terlihat jelas bahwa pengembang lokal memiliki potensi besar untuk menghasilkan karya berkualitas yang dapat berkontribusi secara signifikan bagi industri game global. Saya juga berharap kegiatan ini dapat mengajarkan para developer untuk berpikir kreatif dalam menyelesaikan proyek secara cepat dan menarik,” ucapnya.
Bandung menonjol sebagai kota dengan jumlah peserta terbanyak, mencakup 19,37% dari seluruh jammers di Indonesia. Diselenggarakan di Kantor Agate, GGJ Bandung mencatat jumlah peserta tertinggi serta terdapat 37 game yang dikembangkan
Di Bandung acara ini diselenggarakan bersama komunitas Game Developer Bandung (GDB) dan didukung oleh Asosiasi Game Indonesia (AGI), Pemerintah Kota Bandung, dan Kementerian Ekonomi Kreatif. Selain sesi pengembangan game, GGJ 2025 di Bandung juga menghadirkan sesi mentoring dan kesempatan networking bagi para peserta.
“Antusiasme di Bandung sangat luar biasa. Dengan 156 jammers dan 37 game yang dikembangkan, Bandung sekali lagi membuktikan diri sebagai kota dengan ekosistem industri game yang terus tumbuh dan berkembang. Kami sangat bangga dengan karya dan inovasi yang lahir dari acara ini,” kata Mikhael Martin Ketua Pelaksana Global Game Jam Bandung dan Ketua Komunitas Game Developer Bandung.
STEVY WIDIA
Discussion about this post