youngster.id - Perusahaan modal ventura tahap awal, Accelerating Asia akan mengucurkan investasi hingga Sing$ 200.000 untuk startup yang berpartisipasi dalam program akselerasi.Termasuk dana dukungan senilai Sing$25.000 untuk membangun bisnisnya, akses ke program akselerator unggulan, dan program tambahan senilai 225.000 dolar Singapura.
Amra Naidoo, General Partner dan Co-Founder dari Accelerating Asia mengungkapkan, program Accelerating Asia bertujuan untuk mengidentifikasi dan meningkatkan pertumbuhan bisnis startup yang memiliki potensi dan dampak besar pada sektor apapun dari seluruh kawasan. Besaran nilai investasi ini menempatkan Accelerating Asia di posisi teratas dibandingkan kebanyakan perusahaan akselerasi startup tahap awal lainnya yang melakukan investasi senilai Sing$100.000 atau kurang kepada startup mereka.
“Lebih dari dua tahun terakhir, kami telah membuktikan model pendanaan akselerasi kami dan telah memperoleh banyak informasi dari berbagai touchpoint dengan lebih dari 2.000 startup saat perekrutan, serta hubungan yang baik dengan para investor terkemuka yang ada,” ujar Amra dalam keterangannya, Senin (4/5/2020).
Menurut dia, ketentuan investasi dan jangkauan pasar di seluruh ekosistem tersebut membuat Accelerating Asia dapat memperoleh informasi mendalam mengenai startup pada masa perekrutan, seleksi, dan setelah mereka menyelesaikan program akselerasi 100 hari. Mekanisme dan kurikulum program akan tetap sama dengan terus memberikan program terbaik untuk pendiri startup melalui sesi-sesi Entrepreneur-in-residence, kursus-kursus terbaik dan akses eksklusif ke jaringan mentor dan investor Accelerating Asia.
“Dengan penambahan pendanaan ini, kami berada di posisi yang kuat dalam pertaruhan startup yang berasal dari program kami, sambil terus menjalankan hubungan baik dengan pendiri startup untuk meningkatkan pertumbuhan mereka, menerima pendanaan, dan meningkatkan bisnis mereka ke tingkat selanjutnya,” kata Amra lagi.
Sejak peluncurannya pada tahun 2018, Accelerating Asia telah berkembang menjadi komunitas dengan lebih dari 39 pendiri startup dari 19 startup yang tersebar di 9 negara. 40% di antaranya dipimpin oleh perempuan atau mitra pendiri ventura. Saat berpartisipasi dalam program akselerasi unggulan Accelerating Asia, 19 perusahaan ini berhasil memperoleh investasi kolektif senilai lebih dari Sing$55 juta.
Sementara itu, cohort ke-2 Accelerating Asia dengan sembilan startup yang menyelesaikan berbagai macam masalah untuk berbagai bisnis vertikal B2B, termasuk logistik, big data, edtech, agritech, dan e-commerce. Startup tersebut memperoleh pendanaan yang tinggi dari angel investor, modal ventura dan perusahaan keluarga dalam pendanaan gabungan sekitar lebih dari Sing$2,5 juta. Startup dari cohort ini memperoleh pendanaan eksternal dengan iFarmer, Numu, IZY.ai, dan Priyoshop memperoleh pendanaan dalam program 100 hari.
“Startup Numu berhasil datang ke Singapura untuk menutup putaran pendanaan dalam waktu empat minggu setelah memasuki jaringan investasi Accelerating Asia,” ucap Craig Bristol Dixon, General Partner dan CEO Accelerating Asia.
Dixon juga menambahkan, Startup agri-fintech, iFarmer, memperoleh pendanaan senilai Sing$640.000 dari program yang diikuti oleh investasi dari Accelerating Asia dan angel investor di Singapura, Bangladesh dan Indonesia.
“Dampak dari gelombang ini, sejumlah perusahaan dalam portofolio kami juga bekerja sama dan menjalani kemitraan untuk memberikan nilai lebih bagi pelanggan dan para investor mereka,” katanya.
iFarmer dan Priyoshop telah bekerjasama untuk menyediakan pasokan makanan yang menyeluruh dan menghubungkan para petani dengan UKM untuk menyalurkan produk segar. Sementara itu, startup rantai pasok manufaktur Nitex menambahkan perlengkapan APD dalam penawaran mereka dan mengalami peningkatan permintaan produk hingga 200% seminggu setelah inisiatif tersebut dilakukan.
“Tidak jauh dari sini, perusahaan edtech Joni.ai dari Singapura juga mengalami pertumbuhan signifikan 1 bulan yang lalu pada permintaan produknya, Joni.ai dan Joni.Mentor seiring beralihnya masyarakat terhadap pengaturan edukasi di rumah,” pungkas Dixon.
STEVY WIDIA
Discussion about this post