Accelerice Bangun Food Innovation dan Knowledge Hub Bagi Startup Kuliner

Peluncuran food innovation and knowledge hub oleh Accelerice. (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

youngster.id - Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) menyatakan bahwa sektor industri kuliner memberikan kontribusi yang signifikan dengan menyumbangkan 30% dari total pendapatan dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia. Oleh karena itu, industri kuliner memiliki peluang besar untuk investasi dan inovasi.

Menindaklanjuti akan hal itu, Accelerice, food accelerator yang berbasis di Indonesia secara resmi meluncurkan food innovation and knowledge hub. Accelerice diharapkan dapat semakin menginspirasi dan mendorong food startup, serta membangun dukungan yang kuat terhadap industri kuliner melalui fasilitas lengkap miliknya.

“Kami memiliki misi untuk terus dapat mendukung pertumbuhan UMKM khususnya food startup dengan menyediakan sarana dan edukasi bagi mereka agar dapat berkembang, berinovasi dan dapat memaksimalkan teknologi digital dalam usahanya. Kami hadir untuk membangun ekosistem yang kuat agar dapat semakin meningkatkan industri kuliner Indonesia yang sedang bertumbuh,” ucap Charlotte Kowara, Chief Empowerment Officer (CEO) Accelerice pada peresmian  Senin (26/3/2019) di Jakarta.  

Kehadiran Accelerice sebagai food accelerator diharapkan dapat mendorong dan menyatukan ekosistem food startup dan industri kuliner Tanah Air. Accelerice food innovation and knowledge hub mencakup gedung empat lantai dengan total area 1,300 meter persegi dan dilengkapi fasilitas seperti dapur dengan berbagai peralatan terbaik, dimana perusahaan bertaraf internasional, Welbilt juga turut mensponsori sebagian besar peralatan dalam dapur Accelerice.

Disamping itu juga terdapat fasilitas research and development (R&D), cafe yang dapat digunakan untuk uji coba produk, area berkumpul, co-working space, event space, reference room untuk foto produk, dan referensi kemasan produk yang disponsori oleh Toko Kemasan Kita. 

Dengan kehadiran Accelerice, fasilitasnya, jaringan yang berkembang, dan pengalaman yang luas, Accelerice adalah partner yang handal yang dapat membantu mendorong dan menyatukan ekosistem untuk food startup dan industri kuliner.

“Visi kami adalah menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat inovasi dan teknologi rekayasa bahan pangan di masa depan dengan menekankan bahwa produk yang dihasilkan harus dapat terjangkau, mudah didapat, dan bernutrisi,” kata Charlotte lagi.

Sementara itu Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif ( (Bekraf), Fadjar Hutomo mengatakan, salah satu kendala perkembangan kuliner  atau startup food di Indonesia dikarenakan ketidaktersediaan standartnya produk. Baik itu standartnya kehigenisan makanan, food safety dan lainnya. Sehingga laju ekapor makanan Indonesia tidak signifikan.

“Misal saja, food startup menerima pesanan 100 porsi, itu akan tertangani dan citra rasanya pasti mantap. Tapi jika pesanan dalam jumlah lebih bagaimana? Pasti repot, nah hal itu menjadi salah satu problemnya. Karena food startup atau kuliner kita belum memiliki standartnya produk,” ungkap Fadjar Hutomo.

Food Startup Indonesia Accelerator Program (FSIA) sebagai food accelerator, Accelerice berkolaborasi dengan Ultimate Robust Accelerator (Ultra) mengajak para food startup bergabung dalam Food Startup Indonesia Accelerator Program (FSIA). Di dalam program ini food startup akan mendapatkan edukasi untuk dapat meningkatkan usahanya.

FSIA akan diadakan beberapa kali dalam setahun dengan jumlah maksimum 30 startup pada setiap sesinya dan berlangsung selama 3.5 bulan. Selama dua minggu food startup akan mendapatkan pengalaman langsung di fasilitas Accelerice food innovation and knowledge hub dan sisanya melalui kursus online yang dibimbing langsung oleh mentor dan expert dalam bidang kuliner. 

Sebagai persyaratan, food startup yang hendak bergabung dalam FSIA harus telah menjalankan usahanya setidaknya selama enam bulan.

Accelerice juga membuka peluang dan mendorong onovasi sebagai bukti kemampuan mentoring Accelerice yang handal dan kemampuan dalam membangun jaringan. Accelerice pada kapasitas produksi sebesar 1,000 sachet per hari. Tahun ini, mereka akan segera membuka pabrik baru dengan kapasitas produksi mencapai 400,000 sachet per harinya. Dan kedepannya, fasilitas produksi ini juga akan dapat digunakan oleh food startup lain yang ingin meningkatkan lini produksi mereka.

Dengan besarnya peluang dalam industri kuliner di Indonesia, Accelerice menjawab tantangan dengan menghasilkan inovasi dan kreativitas terbaik dari para food UMKM khususnya yang bergerak di bidang kuliner di Indonesia. Melalui sistem dukungan yang kuat dari Accelerice, diharapkan dapat semakin meningkatkan industri kuliner Indonesia hingga ke mancanegara.

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version