youngster.id - Perilaku konsumen semakin terfragmentasi. Untuk itu, Perusahaan ditantang melakukan pendekatan pada pelanggannya. Untuk membantu merek menjadi lebih relevan di pasar, Accenture dan Google Cloud bekerja sama menyediakan Arsitektur Data Pelanggan (Customer Data Architecture/CDA).
Markets Lead, Accenture di Indonesia Bhavana Vatvani mengatakan, seperti diumumkan pada Google Cloud Summit di Jakarta tahun lalu, solusi Customer Data Architecture adalah bukti komitmen dalam kolaborasi yang kuat antara Accenture dan Google.
“Accenture Google Cloud Business Group (AGBG) menggabungkan desain dan inovasi yang berpusat pada manusia dari Google dan Accenture Intelligence untuk membantu klien kami di Indonesia,” kata Bhavana Vatvani dalam keterangan pers, Jumat (21/8/2020).
Solusinya adalah menggabungkan data Google Marketing Platform dengan sumber data perusahaan lainnya untuk menemukan wawasan yang lebih dalam, dalam meningkatkan keterlibatan pelanggan. “Melalui CDA, bisnis dapat membangun pandangan 360 derajat dari pelanggan dan memutuskan saluran komunikasi terbaik melalui transformasi data dan analitik tingkat lanjut,” kata dia.
Solusi ini memungkinkan personalisasi dan pemasaran berpusat pada audiens secara real-time di seluruh saluran dengan memanfaatkan data pelanggan dan perusahaan terintegrasi. termasuk menanggapi tantangan desentralisasi data, ekosistem yang terfragmentasi, pengalaman pelanggan yang terputus-putus, dan perubahan teknologi.
Direktur Pemasaran Digital, Accenture di Indonesia Nathan Raward mengatakan, Customer Data Architecture memberikan penawaran yang dapat diselaraskan dalam tiga area utama yakni memungkinkan interaksi pelanggan multi-saluran, meningkatkan manajemen data, dan membuat layanan untuk hiper-personalisasi dalam pemasaran, penjualan, dan layanan.
Nathan mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 telah memaksa para pemasar untuk memikirkan kembali strategi engagement dengan konsumen, seiring dengan adopsi digital yang meningkat. “Dengan budget pemasaran yang dipotong, aktivitas online meningkat, mengharuskan pemasaran berpindah ke digital. Apalagi, perilaku konsumen juga berubah sebagai bagian dari upaya mereka tetap bertahan di kondisi pandemi,” kata Nathan.
STEVY WIDIA