Jumat, 14 November 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home News

Ada 2 Ribu Aplikasi Berbahaya di Google Play Store

27 Juni 2019
in News
Reading Time: 2 mins read
google play

Google Play. (Foto: Ilustrasi/istimewa)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Studi yang dilakukan oleh University of Sydney dan Data61 dari The Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) menunjukkan, ada 2.040 aplikasi berbahaya di Google Play Store.

Ada 10 ribu aplikasi yang dipalsukan sehingga mirip secara tampilan berikut teksnya. Aplikasi tersebut tergolong populer di Google Play Store. Selain itu, berdasarkan pencarian menggunakan algoritma dan mesin pembelajar (machine learning), ada 49.608 ancaman di Google Play Store. Para peneliti juga menemukan sekitar 7.246 aplikasi yang ditandai berbahaya.

Sebanyak 2.040 di antaranya aplikasi palsu dan berisiko tinggi bagi pengguna. Ada 1.565 aplikasi yang meminta setidaknya lima izin sensitif. Lalu, 1.407 aplikasi menanamkan iklan dari pihak ketiga.

Baca juga :   Girls4tech, Dorong Makin Banyak Perempuan Terjun Ke Industri Teknologi

Studi yang dilakukan selama dua tahun mendapati, sebagian besar dari ribuan aplikasi itu berupa permainan yang dipalsukan dan mengandung malware. Sebagian lagi tidak mengandung malware, namun meminta izin akses data yang dianggap berbahaya. Gim tersebut di antaranya Temple Run, Free Flow, dan Hill Climb Racing.

“Meskipun keberhasilan Google Play ditandai oleh fleksibilitas dan fitur yang dapat disesuaikan, yang memungkinkan hampir semua orang membangun aplikasi. Ada sejumlah aplikasi bermasalah yang lolos dari pengawasan dan telah melewati proses pemeriksaan otomatis,” kata rekan penulis studi dari University of Sydney Suranga Seneviratne dikutip dari ComputerWorld.com baru-baru ini.

Padahal, sebagian masyarakat dunia bergantung pada teknologi ponsel pintar (smartphone). Karena itu, menurutnya penting bagi perusahaan teknologi dalam membangun solusi guna mendeteksi aplikasi berbahaya secara cepat. Saat ini, aplikasi yang diteliti tersebut telah dihapus dari Google.

Baca juga :   Netflix Luncurkan 17 Film Original Asia

Tim Google juga melaporkan bahwa beberapa permintaan aplikasi untuk masuk di Google Play Store ditolak oleh perusahaan. Jumlah yang ditolak naik lebih dari 55% dibanding tahun lalu. Penangguhan aplikasi juga meningkat menjadi 66%.

STEVY WIDIA

Tags: aplikasi berbahaya
Previous Post

Peran Penting Digital Dalam Penyaluran Zakat Fitrah

Next Post

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Related Posts

No Content Available
Load More
Next Post
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

L-Flood, Aplikasi Sistem Informasi Bencana Banjir

L-Flood, Aplikasi Sistem Informasi Bencana Banjir

Bintang Persija Hadir di Rumah Indofood JFK 2019

Bintang Persija Hadir di Rumah Indofood JFK 2019

Discussion about this post

Recent Updates

Tsunami teknologi

Tsunami Teknologi 2026: Ketika AI, Kuantum, dan Web 4.0 Bertabrakan

14 November 2025
Kemenperin x MediaWave

Tingkatkan Daya Saing IKM, Kemenperin Gandeng MediaWave Sediakan Akses Platform AI

14 November 2025
42 Inovator Terbaik Tampil di Bumi Berseru Fest 2025

42 Inovator Terbaik Tampil di Bumi Berseru Fest 2025

14 November 2025
Indonesia Jadi Ekonomi Digital Terbesar di Asia Tenggara, Nilainya Capai US$100 Miliar GMV

Indonesia Jadi Ekonomi Digital Terbesar di Asia Tenggara, Nilainya Capai US$100 Miliar GMV

14 November 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Startup Hayokerja

Startup HayoKerja Hadirkan Solusi PHL bagi Perusahaan Pencari Tenaga Kerja

25 September 2023
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Fastwork Raih Pendanaan Seri A US$4,8 Juta

Fastwork Luncurkan Fitur Baru Untuk Pengguna Jasa Freelancer

11 Agustus 2020
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
Tsunami teknologi

Tsunami Teknologi 2026: Ketika AI, Kuantum, dan Web 4.0 Bertabrakan

14 November 2025
Kemenperin x MediaWave

Tingkatkan Daya Saing IKM, Kemenperin Gandeng MediaWave Sediakan Akses Platform AI

14 November 2025
42 Inovator Terbaik Tampil di Bumi Berseru Fest 2025

42 Inovator Terbaik Tampil di Bumi Berseru Fest 2025

14 November 2025
Indonesia Jadi Ekonomi Digital Terbesar di Asia Tenggara, Nilainya Capai US$100 Miliar GMV

Indonesia Jadi Ekonomi Digital Terbesar di Asia Tenggara, Nilainya Capai US$100 Miliar GMV

14 November 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version