Adaptasi Sebagai Kunci Menghadapi Situasi “New Normal”

Tampilan laman pembelajaran online Sekolah.mu. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Metode pembelajaran secara online atau e-learning sebenarnya bukan hal baru bagi masyarakat Indonesia. Bahkan semakin jamak diaplikasi di tingkat pendidikan dasar, tidak lagi sebatas di perguruan tinggi yang peserta didiknya lebih dewasa. Hal ini membuktikan bahwa pertumbuhan industri pembelajaran online di Indonesia terus berkembang dan meningkat pesat.

Anggayudha, Head of Teacher Development Sekolah.mu yang kerap disapa Aye, mengakui bahwa sulit bagi guru untuk dapat mengetahui kondisi nyata para muridnya dalam proses belajar mengajar jarak jauh, karena tidak adanya interaksi langsung. Meskipun begitu, keterbatasan tersebut tidak menjadi penghalang karena belajar dapat dilakukan dari mana saja utuk masa depan yang lebih baik.

“Kita semua berada dalam transisi menuju ‘a new normal’ untuk melanjutkan hidup dan melakukan kegiatan sehari-hari. Oleh karenanya kami berupaya keras menciptakan solusi terbaik, termasuk bagi para guru. Sekolah.mu menyediakan sebuah wadah bagi para pengajar untuk dapat saling berkomunikasi dan berbagi pengetahuan. Dengan demikian, guru dapat menciptakan inovasi dan berkarya tanpa batas dalam menyediakan program pembelajaran online terbaik,” jelas Aye dalam siaran pers, Selasa (9/6/2020).

Aye juga mengatakan bahwa platform ini berpegang pada visi “Kolaborasi untuk Masa Depan Pendidikan Indonesia”. Kolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari sekolah, lembaga-lembaga pendidikan, institusi perguruan tinggi, organisasi masyarakat hingga sektor swasta, turut memperkaya sumber pengetahuan, konten pembelajaran dan inovasi dalam hal delivery pengajaran. Saat ini, Sekolah.mu telah memiliki lebih dari 500 program belajar, 500 mitra sekolah, dan 100 mitra korporasi.

Perubahan metode pembelajaran menjadi online saat ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi penyedia layanan maupun penggunanya. Jenny Ernawati, seorang guru Bahasa Inggris, menceritakan tantangan terbesar dalam mengajar secara online.

“Mengajar itu tidak mudah, lebih-lebih secara virtual. Diperlukan lebih banyak upaya dan waktu dalam persiapannya dibandingkan mengajar secara konvensional. Penyelenggaraan kelas online juga bergantung pada koneksi internet dan kualitas audio dan video agar materi tersampaikan dengan baik. Emotional support dari guru juga lebih sulit diberikan kepada murid,” katanya.

Menurut dia, mengajar melalui platform Sekolah.mu mendukung peran guru dan mempermudah kegiatan belajar mengajar sekaligus membantu dalam memantau perkembangan murid dengan berbagai fitur dan program yang ditawarkannya. “Kami mendapatkan pendampingan dan pelatihan dalam menghadapi perubahan serta ragam materi menarik. Metode tersebut juga membantu meningkatkan kapasitas serta kreativitas kami dalam menyampaikan materi secara lebih ‘hidup’ dan atraktif. Ini juga mendorong siswa untuk tidak bosan belajar secara mandiri dan memiliki pengalaman kontekstual,” tutur Jenny.

Kesan berbeda disampaikan oleh Ayesha Felice Nayyara Zain, siswa 16 tahun, yang mengatakan bahwa platform Sekolah.mu menghadirkan program belajar yang personal dan fleksibel sehingga memungkinkan penggunanya mengembangkan lebih banyak kompetensi dan meraih prestasi lebih tinggi. Ia pun mengikuti program Karier.mu yang memungkinkannya mengembangkan keahlian melalui beragam pilihan program belajar dari profesional dan mentoring sebagai eksplorasi dunia kerja. Program yang disediakan merupakan kerjasama Sekolah.mu dengan berbagai beragam dunia usaha dan dunia industri.

“Adanya program Karier.mu di Sekolah.mu jadi solusi buat saya dan teman-teman yang duduk di bangku SMP atau SMA untuk mengembangkan soft-skills. Kami dapat merasakan pengalaman belajar sekaligus bekerja, dikelilingi pengajar profesional di bidangnya masing-masing, dan terpapar materi yang komprehensif. Bagi saya pribadi, Sekolah.mu lebih dari sekedar platform e-learning karena saya mampu mengembangkan kemampuan akademik sekaligus non-akademik. Ini yang membedakan dengan pengalaman saya menggunakan platform e-learning lainnya,” cetus Ayesha.

STEVY WIDIA

Exit mobile version