youngster.id - Seiring dengan adopsi motor listrik di Indonesia yang mengalami lonjakan signifikan selama 2 tahun terakhir, industri sepeda motor listrik (Electric Vehicle/EV) bertumbuh sebesar 15 kali lipat dari tahun 2020 hingga 2022.
Hal itu terungkap dari riset electric vehicle white paper bertajuk “An Electric Revolution: The Rise of Indonesia’s E-Motorcycle”, yang dilakukan Deloitte Indonesia dan Foundry.
Sebagai negara dengan populasi sepeda motor terbesar ke-3 di dunia, industri sepeda motor listrik di Indonesia menunjukkan peluang besar sebesar US$19,2 Miliar baik dari sudut pandang produsen maupun distribusi energi.
Sejak tahun 2019, pemerintah Indonesia terus memberlakukan peraturan untuk memberikan insentif kepada konsumen, mengurangi biaya produksi, dan mempercepat infrastruktur kendaraan roda dua listrik untuk mencapai targetnya pada tahun 2030 dengan target 31.000 stasiun pengisian daya, 67.000 stasiun pertukaran, 30% penjualan sepeda motor terdiri dari listrik, dan 13,5 juta sepeda motor elektronik di jalan.
Nindito Reksohadiprodjo, Partner, Deloitte Indonesia mengatakan, target sepeda motor listrik 13,5 juta yang ambisius mengalami peningkatan 15,4x dalam 2 tahun terakhir.
Beberapa pemain di industri ini telah menjadi pusat perhatian dalam industri sepeda motor listrik di Indonesia, dan masing-masing perusahaan berkontribusi terhadap transformasi cepat lanskap transportasi nasional.
“Kami berharap riset ini dapat membantu para pemain untuk menavigasi pertumbuhan industri, karena peralihan ke mobilitas listrik tidak hanya mengatasi tantangan mobilitas perkotaan tetapi juga berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan,” kata Nindito, dikutip Kamis (14/9/2023).
Ditambahkan Erwin Arifin, Director of Research Foundry, riset ini bertujuan untuk memetakan perkembangan dan peluang industri motor listrik di Indonesia, bagi para stakeholder terkait.
“Sebagai ekosistem platform, kami melihat sinergi yang solid sangat dibutuhkan untuk bersama-sama memecahkan masalah, memberikan solusi, dan memajukan perkembangan industri motor listrik di Indonesia,” kata Erwin.
Seiring dengan pertumbuhan pasar sepeda motor listrik di Indonesia, jelas bahwa kendaraan ramah lingkungan ini akan tetap ada. Kenyamanan, keterjangkauan, dan keberlanjutan yang ditawarkan oleh sepeda motor elektronik mengubah cara masyarakat Indonesia bepergian. Lanskap kendaraan listrik lokal penuh dengan potensi, dan kebangkitan pemain e-motor menandakan masa depan yang lebih cerah dan bersih bagi mobilitas perkotaan di Indonesia.
Fadli Rahman, Director of Strategic Planning and Business Development, Pertamina New & Renewable Energy menyampaikan, dalam proses adopsi kendaraan listrik skala besar, perlu juga dipertimbangkan manajemen sumber daya alam dari awal hingga akhir.
“Tentunya setelah produksi dan penggunaan baterai, perlu dipikirkan dari sekarang bagaimana proses utilisasi/daur ulang dari baterai tersebut. Mulai dari energy storage, cell recycling dan upaya lainnya guna menjaga keberlanjutan ekosistem secara keseluruhan,” kata Fadli.
Riset ini mengupas peta industri pemain motor listrik, serta analisis lebih dalam mengenai opsi dan dilema adopsi motor listrik seperti: charging atau swapping, perbandingan biaya dan infrastruktur untuk berbagai model yang ada, serta pandangan dari sisi regulasi.
Adapun, katalis yang diperlukan untuk adopsi EV yang lebih cepat meliputi: Infrastruktur Distribusi Energi, Insentif dari pemerintah, standarisasi baterai motor listrik, serta pajak karbon pemerintah & kredit pajak kendaraan listrik.
STEVY WIDIA
Discussion about this post