youngster.id - Agree aplikasi agregator agribisnis meluncurkan program Agree Hero untuk mengajak milenial bargabung mendigitalkan petani dan offtaker. Petani milenial diharapkan dapat menjadi penyokong digitalisasi pertanian.
“Dengan terhubung secara digital ke offtaker, maka petani bisa mendapatkan kepercayaan dari perbankan, pendampingan usaha, pasokan benih dan sarana produksi pertanian. Ujung-ujungnya bisa memperoleh harga jual yang adil dan lebih baik dari sebelumnya,” kata Kasiono, Squad Leader Agree dalam keterangan pers, Kamis (20/5/2021).
Dengan mengusung tema connecting the dots, platform Agree ini memungkinkan pemangku kepentingan seperti petani, off taker, pasar, penyedia saprotan, pembeli, pemodal, dst untuk dapat saling terhubung melalui platform digital.
Saat ini, Agree sudah memiliki beberapa fitur kemitraan dengan perusahaan pertanian, permodalan, penjualan dan peningkatan wawasan ( agree knowledge) yang kedepannya akan dilengkapi pendukung produktivitas dan kualitas guna menciptakan satu data pertanian.
“Bahkan, sekarang Agree sudah berhasil diadopt di berbagai sentra pertanian yang tersebar di berbagai wilayah yang ada di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dll. Dengan memberikan sentuhan digital kepada sektor pertanian diharapkan proses budidaya pertanian menjadi lebih mudah dikelola, efektif, dan efisien sehingga meningkatkan kuantitas dan kualitas pertanian Indonesia,” papar Kasiono.
Agree yang lahir dari Telkom Digital Next Business (DXB) ini juga melanjutkan perluasan layanannya ke sentra pertanian Megamendung, Kabupaten Bogor. Hal ini dilakukan melalui kerjasama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Pemkab Bogor, IPB, BNI, Mitra Bumdes, Pupuk Indonesia Pangan (PIP), dan Bank BJB.
Kasionomengatakan, pihaknya menyediakan layanan dalam mendata petani beserta offtaker (pembeli), kemudian menghubungkan dengan perbankan guna peroleh dukungan pemodalan. Offtaker seperti BumDES dan Pupuk Indonesia bukan sekedar membeli hasil tani, namun sekaligus mendampingi petani dari proses pra tanam hingga paska panen, termasuk menyediakan sarana produksi pertanian pangan.
“Offtaker bisa memonitor proses budidaya di aplikasi Agree berdasarkan data yang diinput oleh petani, seperti kapan tanam, kapan kasih pupuk, kapan panen, menyerap hasil panen dan banyak lagi,” katanya di sela-sela kegiatan tersebut yang bertajuk “Sinergi dan Kolaborasi Program Mendukung Inklusi Keuangan bagi Petani Milenial dan UMK” di Kabupaten Bogor.
Di kesempatan yang sama, Wakil Bupati Kabupaten Bogor Iwan Setiawan menyatakan kesiapannya mendukung Agree. Bahkan sebagian dana desa bisa untuk mengembangkan Bumdes guna mendampingi dan membeli hasil pertanian sebagai bagian dari digitalisasi ekosistem tersebut.
Kadis Pertanian Kabupaten Bogor Sity Nurianti menyampaikan belasan ribu data petani serta data lahan di dinas-nya bisa menjadi data awal untuk diinputkan di platform Agree sebagai langkah awal digitalisasi.
STEVY WIDIA
Discussion about this post