youngster.id - Agregator hotel budget Indonesia, Airy, mengonfirmasi penutupan bisnis di Tanah Air pada akhir bulan ini. Secara otomatis, kemitraan, pembelian, dan pemesanan di platform itu pun akan diakhiri dan dibatalkan.
CEO Airy, Louis Alfonso Kodoatire mengatakan, keputusan perusahaan untuk gulung tikar itu harus diambil, walaupun sulit.
“Manajemen Airy telah mempertimbangkan banyak faktor, termasuk kondisi pasar yang hampir kolaps karena pandemi Covid-19, serta krisis ekonomi. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan,” kata Louis, dilansir dari KrAsia, Jumat (15/5/2020).
Dalam beberapa bulan terakhir, bisnis Airy telah terpukul oleh COVID-19 dengan tingkat signifikan. Terlebih, penurunan penjualan dan tingkat hunian diperparah oleh besarnya permintaan pengembalian dana para pengguna. Pada akhirnya, Airy rugi besar.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, para karyawan Airy dikonfirmasi akan mengalami pemutusan hubungan kerja dan akan diberikan hak sesuai aturan hukum. “Mereka yang terkena dampak akan mendapatkan hak-hak sesuai dengan hukum perburuhan,” ujarnya.
Saat ini, perusahaan memprioritaskan proses pengembalian dana bagi pengguna yang terdampak dan proses pemutusan hubungan kerja dengan mitra. Pengembalian uang akan berlaku untuk pelanggan yang memesan akomodasi/tiket penerbangan untuk 31 Mei dan seterusnya.
Airy juga akan menarik diri dari program kerja sama dengan Pemerintah Indonesia. Perusahaan ini Airy berdiri pada 2015, memiliki sekitar 2 ribu properti dengan kapasitas 30 ribu kamar. Startup itu didukung oleh East Ventures dan terafiliasi dengan Traveloka.
STEVY WIDIA
Discussion about this post