youngster.id - Telkom University akan meluncurkan Telecom Infra Project (TIP) Lab. Ini akan menjadi pusat kolaborasi dan komunitas lab pertama di Asia Tenggara untuk Telecom Infra Project. Sebelumnya, Telkom University akan menggelar Panel Discussions on indonesia Ecosystem For Telecom Infra Project (TIP) Lab di Tel-U.
Rektor Telkom University, Prof. Dr. Adiwijaya menyatakan TIP Community Lab Telkom University akan membawa para operator seluler untuk bekerja bahu membahu dengan anggota TIP lainnya di seluruh dunia.
“Terkait dengan TIP Community Lab, ini merupakan langkah kita untuk membuat Indonesia yang lebih baik. Tel-U harus lebih banyak berkontribusi pada pengembangan digital platform/talent. Masa depan itu bukan ditunggu, tapi kita Create. Dengan adanya tip, semoga para peneliti bisa berkiprah langsung, berkolaborasi mewujudkan indonesia emas 2045. Tel-U mengundang para hadirin untuk berkontribusi/bergabung untuk mewujudkan indonesia 4.0,” ungkap Adiwijaya dalam keterangannya, Sabtu (5/12/2020).
Telkom University terpilih menjadi perguruan tinggi yang berkesempatan untuk menjadi Telecom Infra Project (TIP) Community Lab pertama di Asia Tenggara dan ke 14 di dunia dengan kolaborasi global antara Global System Mobile Association (GSMA), Telecom Infra Project (TIP), Kementerian Kominfo (Ditjen SDPPI), Telkom University, dan para operator jaringan bergerak seluler.
Menurut Aditya, kolaborasi ini bertujuan untuk mempercepat pemerataan digitalisasi dan konektivitas nasional melalui kolaborasi dengan industri telekomunikasi dan akademisi dengan meluncurkan Project (TIP) Community Lab.
Tel-U juga menggelar Webinar Series bertajuk Welcome to OpenRAN for Future Indonesia ini akan menghadirkan sederet pembicara. Diantaranya Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Ismail MT, Direktur Utama PT Telekomunikasi Seluler, Setyanto Hantoro, dan Direktur Utama XL Axiata, Dian Siswarini.
Setyanto menegaskan bahwa transofrmasi memang sebuah keharusan, untuk dapat adaptif menghadapi berbagai situasi yang kita tidak pernah kira (baca:pandemik).
“Kita perlu membiasakan menggunakan platform digital, sehingga tidak ketinggalan. Kita harus sadar, tidak hanya infrastruktur saja tapi pemanfaatan teknologi digital perlu lebih intens lagi. Khususnya bagi para UMKM, struktur ekonomi indonesia ini mayoritas di topang oleh UMKM.” jelasnya.
Sementara itu Ismail MT mengatakan, tak dapat dipungkiri bahwa kendala dalam pemerataan infrastruktur jaringan merupakan masalah yang umum. Khususnya Indonesia memiliki geografis dengan medan bergunung, kepulauan serta populasi di perdesaan yang tersebar. Untuk menjawab masalah ini, sejumlah besar investasi diperlukan pada serat optik terestrial, atau bawah laut, serta pengadaan satelit.
“Solusi lain bisa dalam bentuk terobosan teknologi. Pendekatan baru seperti Open Radio Access Network (RAN) dapat menjadi alternatif untuk membuat infrastruktur lebih terjangkau, kolaborasi ini diharapkan dapat memajukan pertumbuhan digital dan ekonomi di Indonesia melalui pengujian teknologi jaringan yang terbuka dan terpilah (disaggregated).” jelas Ismail.
Kegiatan ini pada kegiatan ini juga melibatkan diskusi dengan beberapa pakar openRAN yaitu Abdul Ghonny praktisi openRAN yang bekerja di Rakuten Jepang, pak Yudhi Rahadian praktisi openRAN di jerman, pak Aulia Velmy facebook connectivity technology & ecosystem manager APAC, Heru Sutadi pengamat telco.
Untuk Webinar selanjutnya akan mengangkat tema “OpenRAN for Supporting Indonesia Digital Economy” yang akan menghadirkan Dr. Ismail, MT (Director General of Resources and Equipment of Post and Information Technology), Arief Mustain (Director & Chief Strategy and Innovation Officer Indosat Ooredoo), Merza Fachlys (President Directore Smartfren Telecom) dan Aulia Velmy (Connectivity Technology & Ecosystem Manager at Facebook) pada 8 Desember 2020 mendatang.
STEVY WIDIA
Discussion about this post