youngster.id - Untuk mendukung akselerasi bisnis dalam memberikan layanan keuangan inklusif di Indonesia, perusahaan teknologi finansial Amartha telah menunjuk dua perempuan sebagai anggota jajaran direksi baru, yaitu Rine sebagai Chief People Officer dan Julie Fauzie sebagai Chief Funding Officer.
“Kami merasa bangga dengan terpilihnya dua C-level perempuan yang perannya teramat penting dalam pertumbuhan bisnis dan sumber daya manusia di Amartha. Kami optimis, dengan kredibilitas serta pengalaman dari Bu Rine dan Bu Julie, Amartha akan menjadi perusahaan yang semakin agile, kuat, inklusif, dan mampu menjangkau jutaan UMKM tangguh lainnya di Indonesia,” ujar Aria Widyanto, Chief Risk and Sustainability Officer Amartha, Selasa (13/12/2022).
Kedua anggota direksi baru tersebut sudah memiliki pengalaman dan kapasitas yang mumpuni di masing-masing bidang. Rine sudah bergabung di Amartha sejak 2019. Di bawah kepemimpinan Rine, departemen People and Culture berhasil melalui tantangan kebutuhan dukungan sumber daya manusia yang masif saat Amartha melakukan ekspansi ke pulau Sumatera dan Sulawesi dengan membuka 500 poin baru. Rine juga memainkan peranan strategis dalam membentuk budaya kerja yang inklusif dan menumbuhkan rasa kekeluargaan di antara karyawan.
Sedangkan Julie Fauzie telah berpengalaman lebih dari 20 tahun di industri keuangan. Sebelum bergabung dengan Amartha, Julie menduduki posisi kepemimpinan di sektor perbankan, baik bank nasional maupun bank internasional. Kini dengan posisinya sebagai Chief Funding Officer di Amartha, Julie berperan penting dalam meningkatkan kolaborasi strategis dengan berbagai stakeholder untuk mengakselerasi pelayanan keuangan inklusif bagi segmen ultra mikro.
Saat ini, Amartha memiliki lebih dari 6.200 karyawan yang tersebar di kantor pusat dan seluruh wilayah operasional. Dengan bergabungnya Rine dan Julie, sebesar 30% komposisi jajaran direksi diisi oleh perempuan. Pada level kepala departemen atau Department Head, sebanyak 50% posisi diisi oleh karyawan perempuan. Secara total, sekitar 62% posisi yang ada di Amartha dijalankan oleh pekerja perempuan.
“Kami memastikan setiap proses yang melibatkan karyawan, tidak mengandung unsur bias gender. Mulai dari proses rekrutmen, promosi, pengembangan talenta, dan penerapan kebijakan perusahaan, seluruhnya harus berbasis pada kesetaraan gender. Jadi, setiap individu akan dihargai berdasarkan kemampuan kerjanya masing-masing, bukan berdasarkan latar belakang gendernya,” tutup Aria.
HENNI SOELAEMAN
Discussion about this post