youngster.id - Forum Ekonomi Dunia dan analis bisnis yang lain semakin menyadari bahwa dunia saat ini sedang mengalami revolusi industri 4.0. Revolusi ini menandakan bahwa teknologi informasi bukan lagi sebagai pendukung bisnis melainkan bisnis itu sendiri. Seperti apa resiko keamanan sibernya?
Sebagai kilas balik, revolusi industri pertama diawali pada abad ke-18 dan ke-19 dimana tenaga uap dan air menjadi teknologi yang menggantikan tenaga manusia dan mekanisasi transportsi. Selanjutnya yaitu revolusi industri kedua, jalur perakitan dan metode manufaktur sabuk konveyor memungkinkan manusia untuk melakukan produksi massal, yang mana menyebabkan harga barang yang tersedia di pasar menurun karena peningkatan jumlahnya.
Tahun 1970-an hingga memasuki 2000, masyarakat dunia mulai merasakan revolusi industri ketiga, terjadinya proliferasi revolusi komputer dan teknologi. Pada masa ini, revolusi terjadi hampir di setiap sektor ekonomi – mulai dari manufaktur, manajemen, hingga media massa dan hiburan. Saat ini, di abad ke-21 masyarakat akhirnya menyambut revolusi industri keempat atau yang biasa disebut sebagai revolusi industri 4.0.
Berikut adalah beberapa hal tentang keamanan siber yang perlu Anda perhatikan untuk menghadapi revolusi industri 4.0:
Siap atau Tidak, Bisnis Anda Akan Berubah
Agar dapat menaklukan revolusi industri 4.0, bisnis Anda harus beradaptasi. Jika Anda bersikukuh dan mengabaikan segala perubahan pada revolusi industri 4.0, maka bisnis Anda harus bersiap mengalami kebangkrutan. Apalagi pesaing-pesaing baru yang dapat mengganggu pasar tidak bisa diduga kemunculannya.
Jangan pernah memiliki pemikiran seperti, “jika tidak rusak, jangan diperbaiki”, hal tersebut tidak berlaku lagi saat ini. Transformasi digital yang tidak bisa dihindari harus terus dibenahi. Cara Anda berbisnis, beroperasi, berkomunikasi dengan pelanggan, mencari feedback, dan sebagainya harus diubah dan disesuaikan dengan transformasi digital. Buang pola pikir dan infrastruktur IT lama yang ada, karena itu bisa menghambat perkembangan bisnis saat ini.
Jika Anda telah memiliki infrastruktur warisan (sudah ada sejak lama) dan Anda tidak ingin menggantinya, setidaknya Anda perlu menemukan cara untuk mengintegrasikan infrastruktur warisan itu dengan teknologi baru. Hal ini untuk 3 risiko utama yang harus dihadapi oleh perusahaan. Risiko pertama adalah tidak bergerak dengan cepat untuk meraih peluang baru dan mengadopsi proses baru yang terotomatisasi. Kedua yaitu membuat keputusan investasi yang buruk akan teknologi, pekerja, dan mitra. Ketiga merupakan isu yang akan dibahas secara dalam di tulisan ini, cybersecurity.
Membedah Faktor Risiko Cybersecurity
Risiko cybersecurity pada bisnis yang dapat terjadi terbagi menjadi beberapa bagian:
1. Risiko operasional. Eksploitasi seperti ransomware,denial-of-service (DDoS), pencurian data, pembajakan situs, serta pencurian sumber daya dapat secara serius mengganggu operasi bisnis. Beberapa gangguan mungkin memang hanya akan mengganggu operasi bisnis secara internat, tetapi berbeda jika yang diserang adalah DDoS atau pembajakan situs yang dapat menyebabkan krisis di mata publik.
2. Risiko reputasi. Baik pelanggan, investor, atau mitra tentunya akan menghindari melakukan bisnis dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki reputasi buruk dan berkemungkinan membuat mereka celaka.
3. Risiko investasi. Melakukan investasi pada sisi cybersecurity adalah hal yang sangat baik, tetapi investasi yang berlebihan pada infrastruktur cybersecurity yang tidak berfungsi adalah sebuah kesalahan besar. Ingat, setiap dana yang dikeluarkan haruslah digunakan untuk efesiensi bisnis dan meningkatkan produktifitasnya.
Melanjutkan risiko nomor 3, tidak semua produk keamanan diciptakan sama. Anda harus mengenali betul masalah yang dialami oleh perusahaan Anda. Anda harus bisa mengintegrasikan dengan baik produk cybersecurity yang baru dengan yang lama. Ancaman seperti apa yang biasa bisnis Anda alami hingga Sumber Daya Manusia yang Anda miliki pada bidang IT. Komunikasikan semuanya dengan tim IT sehingga Anda bisa dengan tepat berinvestasi pada infrastruktur cybersecurity yang tepat.
Beberapa hal yang bisa jadi pertimbangan Anda dalam menentukan produk cybersecurity yaitu struktur bisnis seperti apa yang dimiliki, model bisnis yang dijalankan, apa saja yang termasuk dalam operasi bisnis Anda. Lalu, buatlah prioritas pengeluaran. Bagian bisnis mana yang harus terlebih dulu dilindungi. Tentu banyak hal lain yang bisa Anda gunakan untuk mengidentifikasi komponen cybersecurity seperti apa yang dibutuhkan perusahaan. Strategi keamanan yang efektif dan komperehensif menggunakan solusi yang tepat – terintegrasi, mampu berkolaborasi, dapat beradaptasi, dan otomatisasi – akan mengarah pada perlindungan efektif yang penting bagi keberhasilan bisnis.
by Edwin Lim, Country Manager untuk Fortinet Indonesia
Discussion about this post