youngster.id - Dunia berubah dengan cepat menjadi lebih fokus pada digital. Perubahan ini juga mendorong industri keuangan di Indonesia untuk menjalani transformasi digital besar-besaran. Agar hal ini terjadi, lembaga keuangan harus mengambil strategi yang mengutamakan kebutuhan pelanggan melalui saluran digital.
Data Bank Indonesia menunjukkan, terjadi kenaikan 1,96 miliar transaksi digital pada Oktober 2024, artinya naik 37,1% dibanding periode yang sama tahun lalu. Hal ini menggabarkan kecepatan transformasi digital di sektor keuangan. Pertumbuhan juga terlihat pada aset industri asuransi yang menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencapai Rp1,141,71 triliun, tumbuh 1,03% dibanding tahun lalu. Lonjakan juga terlihat pada sektor fintech p2p lending yang naik 31,06% menjadi Rp80,07 tiriliun.
Regional Director Salesforce Indonesia Bunga Sugiarto mengatakan, sektor jasa keuangan Indonesia siap memasuki era baru, di mana platform dan solusi berbasis AI akan mendorong inovasi dan membentuk masa depan industri keuangan.
“Sektor perbankan dan keuangan Indonesia sedang berada pada titik balik yang menarik, yaitu dengan strategis menggunakan AI sebagai penggerak utama inovasi,” kata Bunga dalam media briefing, Senin (19/5/2025) di Jakarta.
Bunga memaparkan Salesforce memetakan ada lima tren global yang juga berdampak pada industri perbankan dan jasa keuangan di Indonesia. Pertama adalah transformasi AI lewat integrasi data.
“McKensey memperkirakan bahwa secara global, bank bisa menambah nilai hingga US$1 triliun per tahun dengan memanfaatkan AI secara strategis. Untuk memaksimalkan potensi AI saat ini dan di masa depan, perusahaan jasa keuangan di Indonesia harus mulai membersihkan dan mengintegrasikan data mereka guna mendapatkan gambaran menyeluruh tentang pelanggan,” ungkapnya.
Kedua, Agen AI diprediksi secara signifikan meningkatkan akses layanan keuangan di Indonesia, mendorong inklusi keuangan dan menjangkau masyarakat yang belum terlayani secara optimal. “Dengan kemampuan memberikan layanan finansial yang dipersonalisasi dalam bahasa lokal, agen AI membantu mengatasi hambatan literasi dan bahasa,” katanya.
Ketiga, Agen AI akan membuka babak baru dalam dunia perbankan Indonesia melalui hyper-personalisasi yang mengubah cara bank berinteraksi dengan pelanggan. Dengan kemampuan menganalisis data individu secara mendalam, agen AI dapat menghadirkan penawaran yang tepat waktu, pengingat real-time, dan bantuan proaktif, sehingga mempererat hubungan pelanggan dan meningkatkan nilai transaksi mereka.
“Dengan implementasi AI memungkinkan bank-bank Indonesia meningkatkan kualitas layanan melalui personalisasi yang tepat sasaran dan relevan dengan kebutuhan pelanggan,’ ujar Bunga.
Keempat, inovasi AI jadi motor penggerak kemajuan fintech di Indonesia. Teknologi AI digunakan tidak hanya dalam layanan pelanggan, tapi juga di balik layar, seperti untuk otomatisasi penilaian kredit, deteksi penipuan, serta berbagai proses AI dan machine learning lainnya agar operasional lebih efisien dan keuntungan lebih optimal.
Kelima, seiring Indonesia mengadopsi inklusi keuangan digital, fokus kuat pada kepatuhan regulasi dan perlindungan data menjadi kunci untuk membangun ekosistem digital yang aman dan tepercaya bagi konsumen maupun industri keuangan.
“Adopsi AI yang proaktif, berkomitmen menggunakan prinsip-prinsip AI yang bertanggung jawab, dan tetap fokus pada kepatuhan terhadap peraturan, akan memungkinkan industri ini untuk memanfaatkan teknologi transformatif seperti Agentforce untuk melayani nasabah Indonesia dengan lebih baik, meningkatkan akses ke layanan keuangan di seluruh nusantara, serta mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan,” pungkas Bunga.
STEVY WIDIA
Discussion about this post