youngster.id - Aplikasi keuangan global memasuki fase kematangan baru, bergeser dari fokus ekspansi cepat menuju pertumbuhan berkelanjutan yang berorientasi pada nilai. Laporan “The Finance App Insights Report: 2025 Edition” yang dirilis oleh Adjust menyoroti peningkatan kuat dalam keterlibatan pengguna, terutama di kawasan Asia Pasifik (APAC).
Secara global, instalasi aplikasi keuangan hanya meningkat 11% Year-on-Year (YoY) pada Kuartal III 2025, melambat setelah pertumbuhan 27% di tahun 2024. Namun, hal yang menarik adalah jumlah sesi (keterlibatan pengguna) meningkat 16% YoY, menunjukkan pengguna yang ada semakin aktif.
Meskipun instalasi baru di kawasan APAC mengalami sedikit penurunan, wilayah ini mencatat kenaikan sesi tertinggi secara global, mencapai 35% pada paruh pertama 2025. Peningkatan drastis ini mengindikasikan bahwa aplikasi keuangan di APAC telah berhasil membangun basis pengguna yang sangat aktif dan terlibat, dibandingkan hanya fokus pada akuisisi pengguna baru.
“Layanan keuangan dibangun di atas kepercayaan, dan pertumbuhan berkelanjutan sangat bergantung pada inovasi dan pemahaman dari mana nilai yang sebenarnya berasal,” kata Tiahn Wetzler, Director of Marketing di Adjust, dikutip Jum’at (31/10/2025).
Beberapa subvertikal aplikasi keuangan menunjukkan tren berbeda: Aplikasi Pembayaran mendominasi dengan mencakup 58% dari seluruh sesi di H1 2025, dengan sesi tumbuh 26% YoY.
Aplikasi Kripto mengalami kebangkitan signifikan, dengan instalasi melonjak 90% YoY di H1 2025, menandakan pulihnya kepercayaan pasar setelah koreksi besar pada 2022. Sedangkan Aplikasi Perdagangan Saham mencatat peningkatan kecil pada instalasi (1%), namun keterlibatan pengguna (sesi) meningkat signifikan sebesar 34% pada Q3 2025.
Selain itu, aplikasi perbankan menunjukkan tingkat retensi hari pertama tertinggi, yaitu 20,6%, melampaui semua subvertikal lainnya secara global.
Laporan Adjust juga mencatat bahwa akuisisi pengguna (iklan) menjadi lebih efisien di H1 2025, dengan Cost Per Install (CPI) aplikasi keuangan rata-rata global turun dari US$1,51 menjadi US$1,13. Kawasan APAC mencatat CPI rata-rata terendah, yaitu hanya US$0,51, didorong oleh biaya yang sangat rendah di India (US$0,18) dan Filipina (US$0,25).
“Tantangan bagi pemasar saat ini adalah menjangkau pengguna paling bernilai pada momen yang tepat,” imbuh April Tayson, Regional Vice President untuk INSEAU di Adjust.
Untuk mengatasi ini, pemasar didorong untuk memanfaatkan wawasan real-time bertenaga AI, seperti yang ditawarkan oleh Adjust Growth Copilot, untuk mengubah data menjadi tindakan bisnis yang terukur lebih cepat. (*AMBS)



















Discussion about this post