Akibat FOMO, 4 Dari 5 Orang Berpotensi Terkena Tipuan Transaksi Online

youngster.id - Munculnya perilaku Fear of Missing Out (FOMO) telah meningkatkan aksi penipuan melalui transaksi online. Bahkan hasil riset PT Global Digital Niaga Tbk (Blibli) mendapati 4 dari 5 orang berpotensi terkena penipuan transaksi online.

Fakta tersebut didapatkan melalui eksperimen sosial yang digagas Blibli melalui situs Vomoshop bekerja sama dengan Kemkominfo RI, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Asosiasi Ecommerce Indonesia-idEA, para pemilik merek, media massa dan komunitas.

Chief of Marketing Officer Blibli Edward Kilian mengatakan, eksperimen sosial ini bertujuan mengukur potensi penipuan yang bisa dialami orang masyarakat Indonesia. Sekaligus melakukan edukasi literasi berbelanja online yang aman lewat seruan #IngatVOMO, yang merupakan akronim dari Verifikasi, Observasi, Mudah akses info dan Ofisial rekening platform untuk transaksi online.

“Dengan eksperimen sosial Perseroan di Vomoshop diharapkan literasi belanja online yang aman menjadi semakin baik dan juga. memperkenalkan Blibli sebagai platform yang dapat memenuhi kebutuhan berbelanja online tanpa tipu tipu untuk masyarakat Indonesia,” kata Edward dalam keterangan pers, Rabu (4/10/2023).

Eksperimen ini dilakukan pada lebih dari 63 ribu visitor situs. Hasilnya sejumlah fakta menarik ditemukan, di antaranya warga Jakarta menjadi jawara korban FOMO dan perempuan menjadi yang paling FOMO kala belanja online. Dari segi demografi usia, warga usia 25-34 tahun menjadi yang paling mudah terpancing mengunjungi situs, disusul warga usia 18-24 tahun.

Sementara produk yang paling banyak membuat orang khilaf untuk segera checkout adalah barang-barang elektronik rumah tangga, diantaranya TV, vacuum cleaner dan hair dryer kekinian. Disusul dengan produk gaming.

Banting harga fantastis juga menjadi alasan utama warga tergiur untuk checkout, terlihat dari 2 dari 3 visitor tergiur checkout laptop gaming seharga Rp30 juta yang dibanting menjadi Rp8 juta rupiah. Bahkan tingkat ke-FOMO-an warga melonjak nyaris 80% dengan tambahan info promo berlaku ‘cuma hari ini aja’ pada materi iklan.

Adapun, dari 7% visitor yang lebih berhati-hati mengungkap dua alasan utama mereka mantap tidak checkout, yakni tidak yakin produk yang ditawarkan orisinal dan tokonya dipandang tidak meyakinkan.

Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Kemenkominfo RI Septriana Tangkary mengapresiasi langkah inovatif Blibli dalam meluncurkan situs Vomoshop sebagai upaya mengedukasi pelanggan untuk melawan kejahatan tipu tipu belanja online.

“Apa yang dilakukan oleh Blibli sejalan dengan upaya kami dalam memperkuat pilar-pilar literasi digital, yang salah satunya adalah digital safety. Upaya tersebut berguna meningkatkan kesadaran perlindungan dan keamanan data diri, sehingga masyarakat Indonesia bisa lebih cermat dan bijak dalam berbelanja online di era transformasi digital saat ini,” katanya.

Hal senada disampaikan Direktur Keamanan Siber dan Sandi Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata Edit Prima. Menurut dia, Indonesia sedang menghadapi lonjakan kejahatan siber terlihat dari hampir 1,6 miliar traffic anomalies per Desember 2022 dengan potensi kerugian mencapai Rp 14,2 triliun.

“Tentunya kejahatan siber ini perlu menjadi perhatian bersama dan perlu sinergi para pelaku industri dalam menangani dan meningkatkan edukasi publik terhadap bahayanya. Kami mengapresiasi social experiment yang diinisiasi Blibli dan berharap kampanye #IngatVOMO ini dan #JagaRuangSiber dari BSSN dapat kita gaungkan bersama ke depannya untuk menumbuhkan kesadaran generasi muda untuk peduli dan bijak dalam menjaga keamanan data pribadi apalagi saat berbelanja online,” ucapnya.

 

STEVY WIDIA 

Exit mobile version