youngster.id - Platform pembelajaran Coursera merilis laporan tahunan Global Skills Report yang mencatat tren keterampilan yang semakin dibutuhkan berdasarkan data dari lebih dari 100 negara. Di edisi ketujuh tahun ini (2025), Indonesia menempati peringkat ke-47 secara global dalam menguasai keterampilan secara keseluruhan, dan peringkat ke-12 di Asia Pasifik.
“Indonesia sedang mempersiapkan tenaga kerja yang melek digital. AI kini menjadi fokus utama bagi perusahaan pemberi kerja, dan para pembelajar meresponsnya dengan membekali diri lewat keterampilan GenAI agar tetap relevan dan kompetitif,” ujar Eklavya Bhave, Head of Asia Pacific, Coursera dikutip Selasa (10/6/2025).
Eklavya Bhave memaparkan, temuan utama untuk Indonesia. Pertama, kemampuan GenAI menjadi fokus utama, namun kesenjangan partisipasi gender masih ada. Pendaftaran kursus GenAI di Indonesia naik 237% dibanding tahun sebelumnya. Namun, hanya 28% pesertanya merupakan perempuan, meskipun gender ini mencakup 49% dari total pembelajar Coursera di Indonesia.
Kedua, permintaan terhadap kredensial kerja terus meningkat. Pendaftaran Sertifikat Profesional naik 41%. Hal ini mencerminkan minat tinggi terhadap program berbasis hasil (outcome-based programs). Namun, hanya 26% pendaftarnya merupakan perempuan, menunjukkan kesenjangan partisipasi dalam kredensial kerja yang masih perlu diatasi.
Ketiga, para pembelajar mengembangkan keterampilan teknis dan bisnis. Keterampilan yang paling banyak dipelajari meliputi Deep Learning, Penggunaan Machine Learning, Akuntansi Korporat, dan Manajemen Proses Bisnis.
“Hal ini mencerminkan pembelajaran lintas bidang yang sejalan dengan inisiatif nasional. Pembelajar Indonesia juga aktif membangun keterampilan seperti critical thinking, curiosity, dan creative thinking, kemampuan yang penting di era kerja berbasis AI,” ucapnya.
Menurut Eklavya Bhave, capaian Indonesia ini turut diperkuat oleh berbagai inisiatif nasional seperti Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia 2045 dan Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MBKM), yang bertujuan untuk mentransformasi sistem pendidikan dan ketenagakerjaan. Selain itu, laporan Future of Jobs 2025 dari World Economic Forum mendapti 83% perusahaan di Indonesia memproyeksikan transformasi besar dalam operasional mereka pada 2030, jauh di atas rata-rata global sebesar 60%.
Perubahan ini terlihat dari tren pembelajaran di Coursera, di mana keterampilan yang jadi fokus perusahaan atau pemberi kerja mengalami peningkatan signifikan: pendaftaran kursus Customer Service naik 53%, Curiosity 51%, AI dan Machine Learning 48%, serta Creative Thinking 40%.
“Ini menandakan peralihan menuju ekonomi modern yang menuntut kemampuan digital, bisnis, dan sosial yang seimbang,” ujarnya.
Dengan lebih dari 2 juta pembelajar dan usia median 30 tahun, Indonesia memiliki populasi anak muda yang siap bersaing di tengah dinamika ekonomi global. Namun, untuk mencapai target 9 juta talenta digital pada 2045 diperlukan tambahan sekitar 600.000 tenaga kerja digital baru setiap tahun. Saat ini, perguruan tinggi hanya menghasilkan sekitar 200.000 hingga 400.000 lulusan dengan keterampilan digital per tahun.
“Untuk menjembatani kesenjangan tersebut, diperlukan upaya nasional yang terarah dan kolaboratif, seperti memperluas kemitraan publik-swasta, mengintegrasikan micro-credential dalam pendidikan tinggi, serta meningkatkan akses terhadap pembelajaran daring. Mendorong partisipasi perempuan di bidang teknologi juga merupakan langkah strategis, bukan hanya untuk mencapai kesetaraan, tetapi juga mengoptimalkan potensi ekonomi digital Indonesia secara menyeluruh,” pungkasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post