Senin, 17 November 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home News Analyze

Hadapi Keruwetan Layanan Digital Tingkat Kesabaran Konsumen Indonesia Tertinggi di Asia Pasifik

17 November 2025
in Analyze
Reading Time: 2 mins read
AI Natives Indonesia Inginkan Interaksi AI Lebih Cepat Namun Manusiawi

Pengguna layanan digital. (Foto: ilustrasi/istimewa/zoom)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Dalam studi terbaru Twilio bertajuk “Decoding Digital Patience: Are Asia Pacific’s Digital Users Losing Their Cool?” terungkap bahwa konsumen Indonesia mengungkap bahwa konsumen Indonesia memiliki tingkat kesabaran digital tertinggi dan pandangan yang sangat positif terhadap AI dalam layanan pelanggan. Tingkat toleransi yang tinggi ini disumbangkan oleh konsumen berusia muda.

Riset yang digelar di Kawasan Asia Pasifik dan Jepang ini mendapati, konsumen Indonesia yang paling sabar (85%)  dalam interaksi dengan brand melalui saluran digital atau saluran otomatis. Filipina menempati posisi berikutnya, dengan 76% konsumen yang menunjukkan kesabaran dalam interaksi digital.

Statistik ini sangat bertolak belakang dengan temuan di Australia, Hong Kong, India, dan Jepang, di mana tingkat kesabaran berkisar antara 60% hingga 65%, apalagi jika dibandingkan dengan Singapura dengan konsumen yang paling tidak sabaran (59%).

Vice President APJ Communications Twilio Robert Woolfrey mengungkapkan, Indonesia secara konsisten tampil menonjol sebagai salah satu pasar digital paling terhubung di dunia, berada di peringkat teratas secara global untuk adopsi media sosial dan seluler.

Baca juga :   95% Pemasar Digital di Indonesia Kumpulkan Data Langsung ke Konsumen

“Dari konsumen di negara ini, brand menerima hadiah berupa kesabaran dan keterbukaan terhadap teknologi baru seperti AI,” ucapnya dikutip Senin (17/11/2025).

Tingkat toleransi yang tinggi ini disumbangkan oleh konsumen berusia muda, khususnya Gen Z yang lebih sabar dalam mengakses layanan pelanggan berbasis digital atau otomatis (73%), dibanding Gen X dan Baby Boomers (64%). Kesenjangan antargenerasi ini menegaskan tingkat keakraban dan penerimaan yang lebih tinggi di kalangan konsumen usia muda terhadap layanan serba digital.

Menurut Robert, kendati sabar secara umum, tingkat toleransi konsumen Indonesia juga bersifat kontekstual, meningkat tajam untuk masalah-masalah kompleks berisiko tinggi, tetapi cepat menurun untuk kerumitan layanan rutin seperti kesehatan. Sebaliknya, toleransi konsumen Indonesia akan menurun ketika menghadapi masalah yang mendesak terkait ritel dan teknologi.

Baca juga :   Loyalitas 93% Pelanggan Indonesia Masih Bertumpu pada Kepercayaan dan Sentuhan Manusia

“Konsumen juga memiliki tuntutan yang jelas akan keamanan dan pengalaman awal yang mulus, sebagai fondasi yang tidak dapat ditawar untuk membangun kepercayaan,” katanya.

Riset itu juga menyebut, konsumen Indonesia menunjukkan keterbukaan dan toleransi yang tinggi terhadap alat pendukung layanan pelanggan berbasis AI. Ada satu temuan yang membuat Indonesia benar-benar mencolok di antara negara lain di kawasan APJ, lebih dari separuh konsumen Indonesia (52%) mengatakan bahwa penerapan AI justru membuat mereka lebih sabar.

“Mereka memahami bahwa AI dirancang untuk membantu, dan untuk itu diperlukan waktu lebih lama. Ini sungguh sebuah sentimen yang amat positif, dan tingkat toleransi konsumen Indonesia ini jauh di atas rata-rata APJ yakni 30%, apalagi dibandingkan Jepang yang hanya 15% konsumennya memiliki pendapat sama,” ungkapnya.

Baca juga :   Phising QRIS Palsu, Begini Metode dan Cara Pencegahannya

Namun, toleransi yang tinggi ini tidak serta-merta berarti konsumen merasa puas. Dari begitu banyak konsumen Indonesia (78%) yang sudah pernah berinteraksi setidaknya sekali dengan alat layanan pelanggan berbasis AI, hanya 42% menyatakan puas. Sementara, 46% memiliki sikap netral, artinya bagi mereka pengalaman dengan alat AI ini biasa saja, tidak ada yang istimewa. Fakta ini dapat dipandang sebagai peluang bagi brand untuk memenangkan hati pelanggan dengan cara memperbaiki mutu interaksi berbasis AI, baik melalui percakapan suara maupun dengan chatbot.

“Brand harus memanfaatkan AI untuk memberikan interaksi yang lebih jelas dan personal, sekaligus memastikan perlindungan data yang kuat. Tingginya tingkat keterlibatan dan toleransi digital ini menghadirkan peluang nyata bagi brand untuk membangun hubungan yang lebih empatik dan tepercaya dengan konsumen Indonesia,” pungkasnya.

 

 

STEVY WIDIA

Tags: konsumen indonesiatingkat kesabaran digitalTwilio
Previous Post

IndonesiaNEXT dan NextDev Dorong Pertumbuhan Talenta Digital Yang Bertanggungjawab

Next Post

Equinix dan Groq Luncurkan Layanan AI Latensi Rendah di Asia-Pasifik

Related Posts

Twilio Hadirkan Rich Communication Services, Tingkatkan Pengalaman Interaktif Pelanggan
News

Twilio Hadirkan Rich Communication Services, Tingkatkan Pengalaman Interaktif Pelanggan

3 September 2025
0
Loyalitas 93% Pelanggan Indonesia Masih Bertumpu pada Kepercayaan dan Sentuhan Manusia
Analyze

Loyalitas 93% Pelanggan Indonesia Masih Bertumpu pada Kepercayaan dan Sentuhan Manusia

19 Juni 2025
0
jenama
Headline

Tren 2025, Interaksi Jenama dengan Pelanggan Akan Berbasis Data dan Didukung AI

23 Desember 2024
0
Load More
Next Post
Groq x Equnix

Equinix dan Groq Luncurkan Layanan AI Latensi Rendah di Asia-Pasifik

FFWS Global Finals 2025

Dua Wakil Indonesia Gagal Juarai FFWS Global Finals 2025 di Jakarta

Orange Forum 2025 Soroti Kesenjangan Pendanaan SDG dan Dorong Mobilisasi Orange Capital

Discussion about this post

Recent Updates

Hotel Sunday Arshika

Penuhi Lonjakan Permintaan Premium, OYO Buka 25 Jaringan Hotel SUNDAY

17 November 2025

Orange Forum 2025 Soroti Kesenjangan Pendanaan SDG dan Dorong Mobilisasi Orange Capital

17 November 2025
FFWS Global Finals 2025

Dua Wakil Indonesia Gagal Juarai FFWS Global Finals 2025 di Jakarta

17 November 2025
Groq x Equnix

Equinix dan Groq Luncurkan Layanan AI Latensi Rendah di Asia-Pasifik

17 November 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Startup Hayokerja

Startup HayoKerja Hadirkan Solusi PHL bagi Perusahaan Pencari Tenaga Kerja

25 September 2023
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Fastwork Raih Pendanaan Seri A US$4,8 Juta

Fastwork Luncurkan Fitur Baru Untuk Pengguna Jasa Freelancer

11 Agustus 2020
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
Hotel Sunday Arshika

Penuhi Lonjakan Permintaan Premium, OYO Buka 25 Jaringan Hotel SUNDAY

17 November 2025

Orange Forum 2025 Soroti Kesenjangan Pendanaan SDG dan Dorong Mobilisasi Orange Capital

17 November 2025
FFWS Global Finals 2025

Dua Wakil Indonesia Gagal Juarai FFWS Global Finals 2025 di Jakarta

17 November 2025
Groq x Equnix

Equinix dan Groq Luncurkan Layanan AI Latensi Rendah di Asia-Pasifik

17 November 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version