Sabtu, 27 September 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home News Analyze

Kepercayaan Konsumen di Asia Tenggara Terhadap Influencer Menurun

18 Juli 2025
in Analyze
Reading Time: 2 mins read
affiliate marketing

Program Affiliate Marketing Efektif Mendorong Penjualan (Foto: ilustrasi)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Riset terbaru impact.com menunjukkan terjadi pergeseran perilaku konsumen di Asia Tenggara. Kepercayaan terhadap influencer menurun seiring audiens semakin jenuh dengan paparan berlebihan dan konten yang tidak otentik.

Managing Director APAC impact.com Adam Furness mengatakan, seiring berkembangnya preferensi konsumen di Asia Tenggara, brand perlu beralih dari model influencer tradisional dan metrik yang semu, menuju kemitraan jangka panjang yang benar-benar memengaruhi perilaku pembelian.

“Hasil riset kami bersama Cube menegaskan bahwa pemasaran berbasis kinerja menjadi inti keberhasilan brand dalam menjangkau dan memengaruhi konsumen. Strategi seperti investasi pada model afiliasi kini menjadi fondasi pertumbuhan yang berkelanjutan dan dapat diskalakan, dan tren ini semakin terlihat di seluruh kawasan,” ucapnya dikutip Jumat (18/7/2025).

Hasil riset ini berdasarkan wawasan lebih dari 2.400 konsumen, kreator, dan pakar industri di enam pasar Asia Tenggara yaitu Singapura, Indonesia, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Filipina. Laporan ini menemukan, kepercayaan terhadap influencer terus menurun seiring audiens semakin jenuh dengan paparan berlebihan dan konten yang tidak otentik, dengan penurunan sebesar 7% dari 2024 dalam pengaruh mega influencer terhadap keputusan pembelian.

Baca juga :   Tren Belanja Shopee: Permintaan Kebutuhan Pokok Meningkat

Sedang Micro dan nano influencer mengalami penurunan yang lebih kecil, menunjukkan bahwa persepsi keaslian mereka cenderung tetap terjaga di tengah penurunan kepercayaan secara keseluruhan. Selain itu, terjadi kesenjangan antar tingkatan influencer pun semakin mengecil akibat penurunan tingkat kepercayaan terhadap influencer dengan jumlah pengikut besar.

Hanya 59% responden yang mengaku terpengaruh oleh mega influencer (dengan lebih dari 1 juta pengikut), turun 7% dibandingkan tahun lalu. Konten shoppable juga terbukti sangat efektif dalam mendorong pembelian, dengan tautan produk yang dibagikan kreator (31%) serta promosi yang dijalankan platform (30%) mengungguli promosi brand atau unggahan influencer tanpa tautan pembelian langsung.

Riset ini juga mengungkap pergeseran perilaku konsumen di Asia Tenggara. Hiburan tetap menjadi alasan utama konsumen berinteraksi dengan konten influencer, namun tujuan untuk belajar kini semakin penting, dengan 77% responden mencari hiburan dan 64% ingin mempelajari hal baru.

Baca juga :   Bagi Milenial, Ini Tujuh Cara Cari Saham Multibagger untuk Cuan Maksimal

Munculnya Segmen Key Opinion Sellers (KOS) yang berbeda dan berkembang pesat. Tren ini terutama terlihat di platform seperti TikTok Shop, di mana 9 dari 10 kreator TikTok teratas di Thailand merupakan KOS.

Selain itu, pertumbuhan signifikan affiliate marketing. Konsumen semakin banyak yang membeli melalui kreator afiliasi, dengan lebih dari 83% responden melaporkan bahwa mereka pernah melakukan pembelian melalui tautan afiliasi.

Penggunaannya bervariasi di setiap kategori, dengan lebih dari setengah responden membeli produk kecantikan (62%) dan fesyen (54%) melalui penjual afiliasi. Pemasaran afiliasi (affiliate marketing) muncul sebagai penggerak kuat pertumbuhan commerce influencer, seiring brand dan kreator menghadapi ekspektasi konsumen yang semakin tinggi akan orisinalitas, nilai, dan relevansi.

Marketplace seperti TikTok Shop, Shopee, dan Lazada menawarkan komisi mulai dari 4 hingga 13%, dengan kategori kecantikan secara konsisten memberikan komisi tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa marketplace menjadi saluran yang menarik bagi kreator afiliasi, dengan 34% konsumen menemukan produk melalui marketplace, diikuti oleh situs web brand (32%) dan channel influencer (31%).

Baca juga :   Orang Indonesia Pilih Mobile Banking dan e-Wallet Sebagai Saluran Pembayaran Utama

“Penelitian tahun ini juga menegaskan pentingnya membangun koneksi dengan kreator secara otentik untuk menghasilkan dampak yang terukur,” pungkas Adam.

 

STEVY WIDIA

Tags: affiliate marketingimpact.cominfluencerperilaku konsumen
Previous Post

Kolaborasi IBM dan Hacktiv8 Gratiskan Program Pendidikan Teknologi AI

Next Post

Tim Pelajar Indonesia Raih Medali di Ajang Olimpiade Kimia Internasional

Related Posts

Influencer marketing
Headline

Pemasaran Afiliasi Jadi Penggerak Kuat Pertumbuhan Commerce Influencer

18 Juli 2025
0
Huta Siallagan
Analyze

Strategi Pelaku Wisata Asia Pasifik Bangun Kepercayaan untuk Dorong Pertumbuhan

13 Mei 2025
0
Influencer marketing
Headline

impact.com: Pebisnis Travel Harus Menata Kembali Fokus Strategi Pemasarannya

9 Mei 2025
0
Load More
Next Post
Tim Pelajar Indonesia Raih Medali di Ajang Olimpiade Kimia Internasional

Tim Pelajar Indonesia Raih Medali di Ajang Olimpiade Kimia Internasional

Studio Universal Hadir di IndiHome TV, Manjakan Penggemar Film Blockbuster Indonesia

Studio Universal Hadir di IndiHome TV, Manjakan Penggemar Film Blockbuster Indonesia

OYO

OYO Catat Lonjakan 209% SuperAgent dalam 3 Bulan

Discussion about this post

Recent Updates

Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
Waste4Change

Waste4Change Catat Pertumbuhan Rata-rata Tahunan 88% dan Kelola 64,9 Juta Kg Sampah dalam Satu Dekade

26 September 2025
social commerce

MSC: 74% Pelaku Social Commerce Masih Mengandalkan Dana Pribadi Untuk Modal Usaha

26 September 2025
AICO Community, Jembatani Kemampuan Mahasiswa Menggunakan dan Menciptakan Teknologi AI

AICO Community, Jembatani Kemampuan Mahasiswa Menggunakan dan Menciptakan Teknologi AI

26 September 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Startup Hayokerja

Startup HayoKerja Hadirkan Solusi PHL bagi Perusahaan Pencari Tenaga Kerja

25 September 2023
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Fastwork Raih Pendanaan Seri A US$4,8 Juta

Fastwork Luncurkan Fitur Baru Untuk Pengguna Jasa Freelancer

11 Agustus 2020
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
Waste4Change

Waste4Change Catat Pertumbuhan Rata-rata Tahunan 88% dan Kelola 64,9 Juta Kg Sampah dalam Satu Dekade

26 September 2025
social commerce

MSC: 74% Pelaku Social Commerce Masih Mengandalkan Dana Pribadi Untuk Modal Usaha

26 September 2025
AICO Community, Jembatani Kemampuan Mahasiswa Menggunakan dan Menciptakan Teknologi AI

AICO Community, Jembatani Kemampuan Mahasiswa Menggunakan dan Menciptakan Teknologi AI

26 September 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version